21

22K 943 9
                                    

Semua anggota OSIS hari ini sedang berkemas untuk pergi ke panti asuhan dalam acara bakti sosial....

"Raf, gue ikut yaaah" rengek Bianca dengan menumpukan kedua telapak tanganya di meja

Rafsan menghela nafasnya lalu bangkit dari tempat duduknya... "gak bisa Bi, lo mending belajar aja di sekolah sanah masuk kelas"

"ih Rafsan, tapi kan gue ikut nyumbang buat baksos masa gak boleh ikut" sekarang tangannya sudah menggelantung di lengan Rafsan...

"kak, maaf kita semua udah siap buat berangkat" kata Dara

Rafsan pun segera melepaskan tangan Bianca "iya, tapi ini semua udah di wakilkan sama OSIS dan lo ga perlu ikut" seraya Rafsan meninggalkan Bianca

Bianca berdecak kesal, dia terlihat mendelik ke arah Dara, dan Dara pun tak menggubrisnya lalu pergi mengikuti Rafsan...

***

Karena, cuaca hari ini cukup bagus dan cerah maka acara dipanti asuhan tersebut di adakan di taman panti asuhan... semua anak-anak kecil berkumpul disini dengan menggunakan baju serba putih...

Dara tersenyum melihat antusias anak kecil yang sangat bahagia, walau seharusnya mereka tahu bahwa hidup yang mereka jalani sangat berat...

Sebenarnya, kita perlu belajar pada anak kecil.... tetap tersenyum walau hidup terkadang merampas kebahagiaan... namun, setidaknya dengan tersenyum dapat memberikan setitik kebahagiaan untuk orang lain...

Setelah acara sambutan dari sekolah maupun ketua panti asuhan, sekarang merupakan acara bebas...

Dara sedang sibuk membagikan bingkisan pada anak-anak tersebut..

"makasih kaka cantik" kata seorang anak kecil bergigi ompong

Dara pun menurunkan tubuhnya, menumpukan kedua dengkulnya di atas rerumputan hijau... lalu menyentuh kedua bahu anak itu...

"sama-sama, nama kamu siapa?" tanya Dara dengan tersenyum

"aku Abi kak" jawab anak kecil itu... entah kenapa tiba-tiba Dara memeluk erat anak kecil itu, tanpa terasa dia meneteskan air matanya... lalu melepaskan pelukannya...

"kaka kok nangis? Jangan nangis dong kak nanti cantiknya ilang" kata anak kecil itu

Dara pun tersenyum....

"iya, jangan nangis nanti cantiknya ilang" kata seorang cowok di belakang Dara

Dara pun menoleh... "Aufa?" Aufa pun hanya tersenyum...

***

"nah adik-adik semuanyaaa kalian mau denger kaka yang satu ini nyanyi ga?" kata Rafsan di hadapan puluhan anak kecil tersebut

"mau mau kaaa" jawab serempak anak kecil itu... ada yang sambil berdiri dan menepuk-nepuk tangannya...

"yaudaah kalo gitu kita sambut Kak Aufa" teriak Rafsan yang membuat semuanya riuh bersorak...

Terlihat dari kejauhan Aufa berjalan membawa sebuah gitar coklat...

Aufa pun duduk di sebuah kursi yang disediakan lalu segera siap untuk memetik senar gitarnya...

"maaf yah adik-adik kalo suaranya jelek" kata Aufa seraya tertawa

Dara yang melihat hal itu di samping kanan anak-anak tiba-tiba tersenyum..

Aufa pun memulai untuk memainkan melodi indah pada gitarnya, lalu mengeluarkan suaranya...

Tidak disangka suara Aufa begitu merdu, sampai semua yang ada disini menatap terkesima, tidak terkecuali Dara... tiba-tiba dia segera merogoh tasnya untuk mengambil ponsel, lalu merekam apa yang sedang terjadi didepannya...

Bila cinta menggugah rasa begitu indah mengukir hatiku

Menyentuh jiwaku hapuskan semua gelisah

Duhai cintaku duhai pujaanku datang padaku dekap disampingku

Ku ingin hidupku selalu dalam peluknya

Terang saja aku menantinya terang saja aku mendambanya

Terang saja aku merindunya

Karena dia, karena dia begitu indah...

Pada bait terakhir entah perasaan Dara saja atau memang benar, Aufa seakan-akan menatap dirinya.... Dara sampai menengok ke kanan dan kiri memastikan ada orang lain yang Aufa tuju, tapi nihil di tempat itu hanya ada Dara yang berdiri...

Menutupi kegugupannya tersebut Dara pun bergegas meninggalkan tempat itu...

Dara pun menyusuri ruangan tiap ruangan di panti asuhan tersebut.... tiba-tiba langkahnya terhenti seraya ada yang menepuk pundaknya dari belakang..

"Aufa? Ngagetin aja deh" kata Dara

Aufa pun tertawa lalu mensejajarkan langkahnya dengan Dara "kok lo malah pergi sih gue lagi nyanyi, suara gue jelek yah?"

Dara pun menoleh "ih gak gitu Fa, suara lo bagus kok, gue Cuma lagi pingin jalan-jalan aja"

Aufa pun hanya mengangguk..

Tiba-tiba Dara memasuki suatu ruangan... "permisi bu" sapa Dara dengan santun

"iya mbak?" kata seorang wanita paruh baya yang sedang menjaga diruangan tersebut...

"bu saya boleh lihat-lihat?" tanya Dara

"boleh mbak sinii"

Aufa pun hanya mengikuti langkah Dara dari belakang...

Terlihat sekali di ruangan ini adalah ruangan bayi, dengan banyak box bayi berjejer... mungkin sekitar 10 bayi ada diruangan ini...

Dara pun berhenti pada satu box kayu bayi berwarna coklat tua... terlihat di dalamnya tersebut ada seorang bayi lucu yang masih merah, sepertinya belum lama dilahirkan...

"bu, ini masih baru banget dilahirin yah?" tanya Dara

Wanita paruh baya itupun menghampiri Dara, dengan sentuhan lembutnya dia menggendong bayi tersebut.. lalu mengusap perlahan pipinya...

"iya mbak, kami menemukannya di pos satpam panti asuhan ini 3 hari yang lalu" jawab Ibu tersebut dengan getir

Dara pun menutup mulutnya tidak percaya.... "ya Ampun, bu saya boleh gendong sebentar?" pinta Dara

Wanita paruh baya tersebut pun langsung memberikan bayi tersebut pada tangan Dara, dengan hati-hati Dara pun menggendong ditangannya...

"siapa yang tega ngebuang bayi selucu ini, kelak kamu pasti akan jadi anak yang kuat yah" gumam Dara seraya mengelus halus pipi bayi tersebut...

Tampak bayi tersebut menggelinjang, mengangangkat tangan mungilnya dan sedikit tersenyum...

"eh dia ketawa" kata Aufa yangs sekarang sedang disamping Dara...

"lo mau gendong?" tanya Dara

Aufa pun mundur selangkah "ih enggak-enggak, serem gue mana bisa gendong bayi"

"nanti kalo kalian udah jadi ayah dan ibu harus bisa ngerawat anak yang baik yah jangan sampai seperti orang tua dari anak ini yang dengan tega membuangnya" Wanita paruh baya itu menasihati Aufa dan Dara seraya pergi meninggalkan mereka...

Aufa dan Dara pun saling berpandangan, mereka salting dibuatnya....

Dara pun menatap nanar kembali bayi yang dia gendong... tanpa sengaja air matanya tumpah begitu saja...

Tiba-tiba tangan halus menyeka air mata Dara di pipinya...

"hari ini udah nangis berapa kali? Tuh diliatin dede bayinya malu dong" kata Aufa yang dengan halus menghapus air mata Dara

Dara pun tersenyum dibuatnya....

***

The Sweetest Memories (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang