"Cinta itu seperti bunga mawar, kita dapat menikmati keindahannya namun, kita tidak dapat menghindari rasa sakit karena durinya."Dara menatap perjalananya pagi ini menuju sekolah, gerimis, begitulah suasana kota bogor pada pagi hari ini. Dara tampak menikmati perjalanannya dengan hati yang masih sendiri.
"gue gak suka deh Ra, lo lama-lama kaya gini" ucap Devan sembari menyetir.
Ya, saat ini Dara berangkat sekolah bareng Devan.
Dara menoleh lalu tersenyum simpul.
"udah mau kelas 3 nih, jangan galau mulu mending urusin mau masuk kuliah dimana jurusan apa" kata Devan bak menggurui
"bawel lo ah, bisa fokus nyetir aja gak sih?" omel Dara
Devan tertawa renyah lalu mengacak-ngacak rambut Dara.
"move on gih, cari cowok yang lain. Gue yakin banyak cowok yang mau sama lo" kata Devan dengan mudah.
Ya, cowok memang banyak. Tapi, apa ada yang bisa Dara cintai seperti dia mencintai Aufa? Kembali lagi. Hati ini masih dengan pemilik yang sama, yaitu Aufa.
Dara mengubah posisi duduk nya menghadap Devan "lo sama Anya gimana?"
Devan menaikan sebelah alisnya "gimana apanya? Ya gak gimana-gimana lah"
"ih lo gimana sih? Anya tuh suka sama lo masa gak lo tembak-tembak sih? Atau nge date gitu udah pernah?" tanya Dara
Devan menggeleng.
"YA AMPUN DEVAN!" teriak Dara seraya menjewer telinga Devan, sehingga Devan mengaduh
"kenapa sih?"
"gue gak mau tau sabtu ini, lo harus ajak dia pergi pokoknya!"
"hmm"
"beneran Dev! Jangan php in anak orang, lo gak tau apa rasanya di php in tuh gimana? Sakit tau gak!" kata Dara membentak
Devan memberhentikan mobilnya karna sedang lampu merah, lalu menoleh ke arah Dara.
"gue tau Ra, sakit. Tapi, lo gak usah marah-marah sama gue lah"
Dara nyengir "yaaa maaf kebawa perasaan gue"
"nih liat nih orang yang patah hati bawaannya sensian nih guys serem kaya macan tutul" kata Devan seraya mengarahkan ponselnya ke arah Dara.
"ih lo pasti snapgram in gue yak? Gak ada kerjaan lo ah" kata Dara cemberut yang hanya dibalas tertawa oleh Devan.
***
Reval mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Saat ini dia sedang berada dikelas berdua dengan Aufa.
"eh njing! Sampe kapan lo galau kaya gini, tapi lo gak bisa berbuat apa-apa hah?" kata Reval yang terlihat kesal
"siapa yang galau sih? Brisik lo" kata Aufa yang terlihat duduk tenang.
Ya, Aufa memang tidak pernah cerita tentang apa yang dia rasakan, tapi, sebagai sahabat yang cukup dekat dengan Aufa, Reval tahu apa yang menjadi permasalahn Aufa saat ini.
"banci lo, bisanya php ini cewek!" kata Reval
Aufa menoleh ke arah Reval yang berkacak pinggang "setidaknya gue gak pernah mau makan temen"
"Astaga Aufa!!! Gue harus berapa kali bilang sih? Devan sama Dara tuh gak ada apa-apa mereka Cuma sahabatan! Dara tuh sukanya sama lo! Keliatan kali" kata Reval yang saat ini suaranya mulai meninggi
"ya mungkin lo gak tau aja kali, gue ngerasanya Devan punya perasaan lebih sama Dara. Dikamus gue gak ada yang namanya temen makan temen" kata Aufa mantap
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Memories (Completed)
Teen Fiction(ALREADY ON GRAMEDIA) (SUDAH TERBIT) (COMPLETED) September 2017 Beberapa cerita aku privat, aku bakal seneng bgt kalo kalian follow aku dulu :) Harusnya Dara tau, jatuh cinta gak selamanya menyenangkan... Jatuh cinta gak selamanya menyatukan... Har...