"kita mau kemana Fa?" tanya Dara
"gue mau nganter lo pulang kan?" jawab Aufa sembari merogoh kunci mobil di dalam sakunya
"oh pulang hm" kata Dara sembari menunduk
"oh lo gak mau pulang? Bilang dong mau jalan sama gue" kata Aufa dengan senyumannya. Dara tersenyum malu.
Sekarang, Aufa lebih sering mengendarai mobil ke sekolah.
Tiba-tiba ketika Aufa hendak membukakan pintu mobil, ada seseorang memanggilnya
"Kak Aufaaaaaa" dia adalah Vania. Vania menghampiri Aufa dan Dara dengan setengah berlari
"eh Vania" sapa Aufa
Dara tersenyum simpul pada Vania.
"kaka mau kemana?" tanya Vania
"mau jalan sama Dara"
Vania mengangguk pelan "hmm aku boleh ikut gak?"
Aufa memandang ke arah Dara, Dara tampak bingung kalau dia melarang Vania ikut memang Dara siapanya? Tapi, kalau Vania ikut Dara tidak akan nyaman.
"yaudah ayo" kata Aufa
"yeay asikkk yaudah ayoo kak" tiba-tiba Vania masuk ke dalam mobil dan duduk di depan.
Dara tampak melongo dia tidak bisa berkata apa-apa.
"Ra, lo gak apa-apa duduk di belakang?" tanya Aufa
"iya gak apa-apa kok" kata Dara sembari memaksakan senyumnya
Aufa pun membukakan pintu belakang.
Sekarang, mereka sedang jalan bertiga seharusnya Dara yang duduk di tempat yang di duduki Vania sekarang.
"kak puter lagu dong" kata Vania
"mau lagu apa?" kata Aufa sembari memutarkan lagu
"ahh iya udah ini aja kak, kaka masih suka dengerin lagu ini? Jadi inget dulu di Bandung yah kak" kata Vania dengan hebohnya
Mereka pun bernyanyi bersama sepanjang jalan, Dara tampak terasingkan. Dia lebih memilih memainkan ponselnya.
"kalo gitu mending gue balik aja" gumam Dara dalam hati
***
"kak nonton aja yuk aku mau nonton itu" kata Vania yang sekarang tangannya sudah mengalungi lengan Aufa
Aufa menoleh ke arah Dara "mau nonton gak Ra?" tanya Aufa
"ngikut aja gue Fa" kata Dara sekenanya
Mereka pun akhirnya menonton film. Aufa duduk diantara Vania dan Dara.
Vania dan Aufa tampak menikmati filmnya, terkadang mereka mengobrol membicarakan film tersebut. Aufa juga tampak lebih sering menoleh ke arah Vania dan membuat Dara kesal setengah mati. Tapi, Dara tidak bisa berbuat apa-apa.
Ditengah cerita film tersebut tangan Dara sudah mendingin, karena AC didalam bioskop terlalu dingin, Dara memang sangat peka terhadap dingin tapi, untungnya dia tidak bersin-bersin.
Aufa menoleh ke arah Dara "kok diem aja?" Aufa berbisik
Dara pun menoleh, wajah mereka sangat dekat sekarang Dara tampak samar-samar melihat tatapan Aufa yang tajam "kan lagi nonton ngapain harus ngobrol"
"lo bete yah?" tanya Aufa
"kenapa harus bete?"
Tanpa mengindahkan pertanyaan balik dari Dara, tangan kanan Aufa sudah mengenggam tangan kiri Dara. "biar gak dingin"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Memories (Completed)
Teen Fiction(ALREADY ON GRAMEDIA) (SUDAH TERBIT) (COMPLETED) September 2017 Beberapa cerita aku privat, aku bakal seneng bgt kalo kalian follow aku dulu :) Harusnya Dara tau, jatuh cinta gak selamanya menyenangkan... Jatuh cinta gak selamanya menyatukan... Har...