24

20.8K 890 1
                                    

"Dev, udah dong kenyang" pinta Dara yang berusaha untuk mengunyah makanannya...

"dikit lagi Ra, nih a a aaa" kata Devan seraya menyuapkan sesendok bubur

"lo kok gak masuk sekolah sih? Malah bolos"

"lo gak liat gue disini? Ya berarti gue ga sekolah" jawab Devan enteng

"iya gue tau, tapi kan gak perlu tau orang gue gak apa-apa" kata Dara yang wajahnya menoleh ke kanan dan ke kiri berusaha menolak suapan Devan

Tidak lama kemudian tiba-tiba suara pintu terbuka, menampakan sahabat-sahabat Dara...

"Daraaaaaaaaa" teriak Shila, Anya dan Karin yang langsung berlari menuju Dara

"busett dah woy ini rumah sakit bukan lapangan!" gerutu Aldo sembari menutup kupingnya...

"lo gak apa-apa kan?" tanya Anya yang sekarang sudah duduk dipinggir kasur...

"kening lo dijait yah? Sakit yah?" kata Karin yang menyentuh-nyentuh perban putih tersebut

"lo kenapa sih bisa ketabrak mobil gini?" tanya Shila

Beberapa cowok yang berada disana pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku cewek-cewek tersebut...

"gue gak apa-apa kok, kemarin Cuma gak hati-hati jalan aja" kata Dara tersenyum...

"untung ada Aufa yang nolongin elo Ra" kata Aldo yang membuka kresek putih di nakas sebelah kasur Dara

Tangan Aldo pun dipukul Reval... "woy punya orang sakit masih aja lo mau embat"

Yang lain pun hanya tertawa.... lain halnya dengan Aufa yang tidak terlalu ingin mengeluarkan tawanya...

Dara pun menatap Aufa dalam diam... "makasih yah Fa, kalo ga ada lo gak tau deh gue" kata Dara

"sama-sama Ra, gue kebetulan lewat situ kok" jawab Aufa tersenyum...

"Ra, waktunya minum obat" kata Devan

Dara pun memanyunkan bibirnya tanda bahwa dia sangat tidak suka meminum obat..

"misi Nya, Dara kalau minum obat harus dipaksa" Devan sekarang sudah duduk di pinggir kasur yang Anya duduki tadi...

"ayo buka mulutnya" tampak Devan sedang menyuapi sesuatu seperti ke anak kecil...

"waaah gilak, lo Dev cocok banget masa sama Dara jadian aja lo sanah dari pada sahabatan" kata Angga bergurau, yang langsung diinjak kakinya oleh Reval...

Angga pun mengaduh "awwwh, gue bacanda elaah"

Tampak mereka pun tertawa kecuali Dara dan Aufa...

"Ra ih buruan buka mulutnya susah amat" kata Devan yang mulai gregetan

"ih ntar aja kenapa, pait Dev"

"paitan mana sama hidup gue?" kata Karin sembari menepuk dadanya

Reval pun mendekat lalu merangkul pundak Karin "sini neng, abang manisin"

Karin terkekeh lalu melepaskan rangkulannya "ewh!"

"hahahhah" semuanyapun tertawa...

***

Semua teman Dara sudah pulang, Dara juga meminta Devan untuk pulang padahal Devan bersih kukuh untuk tidak pulang ingin menemani Dara sampai keluarganya datang, tapi Dara menolak alasannya tidak lama lagi juga mereka datang...

Dara sedang memainkan ponselnya sambil tiduran...

Tiba-tiba suara pintu kembali terbuka...

"Aufa?" Dara pun menoleh

Aufa mendekat ke arah Dara

"loh lo bukannya udah pulang?" tanya Dara seraya ingin bangun, lalu di tahan Aufa agar tetap berbaring...

"udah tiduran aja, gak apa-apa kan kalo gue masih mau disini?"

"gak apa apa Fa, malah gue seneng lo yang nemenin gue disini" kata Dara dalam hati

"gak apa-apa Fa, sini aja hehe"

Aufa pun duduk di kursi sebelah Dara...

"Ra, lo kemarin bener-bener gak hati-hati jalan sampai ketabrak gini?" Tanya Aufa

Dara pun terdiam sejenak... "sebenernya sih bukan itu Fa alasannya"

Aufa memajukan kursinya agar lebih dekat dengan Dara "maksud lo?"

"jadi gini, kemarin selesai gue ekskul tari gue keluar ruangan paling akhir disekolah udah sepi banget dari lantai 2 tuh gue kaya diikutin orang gitu akhirnya gue percepat langkah dan ketika gue mau pesen ojek online hp gue mati, akhirnya gue jalan dong ke depan komplek buat naek angkot, dan waktu gue lagi jalan di tengah komplek gue masih kaya di ikutin orang gitu refleks gue nengok kebelakang dan sampai pertigaan gitu gue gak nyadar kalo ada kendaraan habis itu gelap semuanya, sebenernya gue sedikit liat itu orang" Dara bercerita panjang lebar...

Aufa menumpukan siku kananya di atas kasur, lalu menopangkan dagunya di tangan kanan... "lo liat orang yang ngikutin lo?"

"iiya Fa, ga semuanya sih, orang itu pake sweater hitam yang ada kupluknya gitu terus pake masker juga" lanjut Dara

Aufa diam sejenak sembari berfikir tentang cerita Dara...

"Ra" Aufa pun menggenggam tangan Dara...

Dara yang berbaring merasa getaran itu kembali ada, jantung Dara memompa lebih kencang... Dara pun menoleh ke arah Aufa...

"pokoknya kalo ada apa-apa lo harus cerita sama gue, gue bakal jagain lo mulai dari sekarang" kata Aufa dengan tegas...

Dara yang mendengar hal itu seperti tersengat arus listrik, dia tampak menegang...

Dara pun mengangguk pelan... lalu Aufa mendaratkan tangannya menyentuh puncak kepala Dara lalu mengusapnya lembut sembari tersenyum...

"Daraaaaaa" suara berat dari seorang lelaki menyeruak di dalam ruangan ini yang membuat Aufa melepaskan usapan nya...

"Ayah" Teriak Dara...

Aufa pun menoleh ke belakang lalu berdiri...

Fariz, Arka dan Rana mendekat ke arah Dara...

Fariz pun langsung memeluk anak gadis kesayangannya "ya ampun kamu kenapa bisa kaya gini sayang? Ayah sampai harus pulang cepet-cepet karna takut kamu kenapa-kenapa"

"maaf yah Ayah, aku udah ganggu pekerjaan Ayah, aku gak kenapa-kenapa kok" kata Dara yang masih dalam pelukan Fariz

"kamu pasti gak hati-hati kan dek? Jangan banyak melamun makannya" kata Arka yang sekarang duduk di pinggir kasur...

Lalu seorang wanita  mendekat ke arah Dara "kamu gak kenapa-kenapa kan? Mama khawatir nak" Rana sembari mengusap lembut rambut Dara

"aku gakpapa" jawab Dara dengan ketus...

"eh ini siapa?" tanya Arka menunjuk ke arah Aufa

"oiya aku hampir lupa, ini Aufa temen sekolah aku bang, dia yang udah nyelametin aku kemarin" kata Dara memperkenalkan Aufa

"terimakasih Aufa kamu sudah menyelamatkan Dara" kata Faris sembari melepas kaca matanya...

"sama- sama om" Aufa pun tersenyum...

"oh Aufa, kenalin gue Arka abangnya Dara"

"saya Rana, mama nya Dara"

Aufa pun menyalami Arka dan Rana...

"kalo Ayah sih udah kenal duluan sama Aufa"

"waah, udah dikenalin ke Ayah? Berati udah direstuin yah Yah?" ledek Arka

Dara pun tersenyum malu, wajahnya memerah "ih abang kebiasaan deh"

Aufa hanya tersenyum melihat Dara tersipu malu....

The Sweetest Memories (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang