Chorong menyambut kedatangan Changsub dengan senyuman. Pandangannya tak lepas dari sosok namja tampan itu hingga ia duduk di sebuah bangku di depannya.
Tidak seperti Chorong yang tampak sumringah, ekspresi wajah Changsub justru menunjukkan kebalikannya. Wajahnya tertekuk dan bibirnya terkatup rapat.
Sesaat senyuman Chorong memudar, di dalam hatinya ia tau pasti telah terjadi sesuatu. Tapi ia tidak peduli, apapun itu baginya saat ini adalah saat-saat yang berharga. Senyuman yang tadi sempat memudar kembali merekah di kedua sudut bibirnya.
"Kau mau minum apa? Kopi? Aku sudah memesankan minuman favoritmu." Chorong menyentuh jemari tangan Changsub.
Spontan Changsub menarik tangannya, Chorong tampak terkejut. Tetapi sekali lagi ia berusaha untuk tersenyum.
"Wae?" tanya Chorong.
Changsub diam beberapa saat dan menatap Chorong tepat dimatanya. Changsub menarik nafas panjang dan mulai buka suara.
"Ada yang ingin aku sampaikan." Changsub membenarkan posisi duduknya.
Senyuman Chorong mendadak luntur, kali ini ekspresi wajahnya mulai tampak tegang dan tidak nyaman.
"Tidak. Biarkan aku yang mengatakannya lebih dulu," ucap Chorong tiba-tiba.
Changsub kembali mengatup bibirnya rapat-rapat. Ia tampak berpikir lalu mengangguk.
Chorong tersenyum tipis dan kembali mencoba menyentuh tangan Changsub. Meskipun tampaknya Changsub berniat untuk menolak, tapi Chorong menahan tangannya dan balik menatap Changsub dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Katakanlah," ucap Changsub tak sabar.
"Putuslah dengan Umji," Ucap Chorong langsung pada intinya.
Mimik wajah Changsub tampak semakin kaku. Ia tampak sangat marah dan tersinggung atas ucapan Chorong barusan. Changsub baru akan menjawab namun buru-buru Chorong memotong.
"Aku tidak akan membiarkanmu memutuskan hubungan kita," ucapnya.
"Aku tau mungkin bagimu aku terlihat seperti orang yang sangat jahat saat ini, apa aku tampak seperti pemeran antagonis dalam sebuah drama?" lanjut Chorong tersenyum kecut.
Ekspresi wajah Changsub melunak, ia menghela nafas panjang. "Chorongie.."
"Changsub apa kau sama sekali tidak mengerti? Aku mencintaimu sejak dulu, bertahun-tahun aku simpan perasaan ini dan kau pergi begitu saja. Aku juga tidak mau seperti ini. Aku tidak mau melakukan ini. Aku yakin semua orang terutama Umji pasti akan memandangku secara berbeda." Chorong melanjutkan.
Kening Changsub berkerut, "Maksudmu? Kenapa Umji harus melihatmu berbeda, dia bahkan tidak tau apapun," tanyanya.
"Anio. Dia tau." jawab Chorong singkat.
"Aku dengar di sekolah tadi ada kejadian yang cukup heboh. Aku minta maaf tapi ada anak tingkat satu yang melihat kita dan mengatakannya kepada Umji," lanjut Chorong.
Changsub tertegun. Tiba-tiba saja ingatannya kembali membawanya pada beberapa waktu lalu saat ia memarahi Umji habis-habisan karena masalah Suga, apa saat itu juga Umji sudah tau di berkhianat? Tapi yeoja itu tidak mengatakan apapun. Apa ia menyimpan rasa sakit itu sendirian?
Tiba-tiba Changsub berdiri dari duduknya. Hatinya bergemuruh, rasanya sangat sesak mengetahui yeoja yang sangat rapuh itu harus merasakan rasa sakit yang amat besar karena ulahnya dan menyimpannya sendirian.
"Aku pasti sudah gila" gumam Changsub.
"Tidak, jangan pergi. Changsub-ah, kita sudah berteman lama. Kau sangat mengenalku. Aku mohon putuslah dengannya. Dia sudah tau semuanya dan aku yakin dia tidak akan memaafkan kita." Chorong menahan lengan Changsub agar tidak pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/111971142-288-k55615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE LOVE
FanfictionCinta itu tidak buta. Hanya saja tidak semua orang yang memiliki mata mampu melihatnya. Seperti aku yang tidak menyadari perasaanku sudah tumbuh sampai sebesar ini. ---- Umji menjadi bulan-bulanan dikelasnya karena ia dianggap jelek dan buruk rupa...