Umji kembali memakai sepatunya, sementara matanya melirik Suga dan neneknya yang sedang berbicara di sudut lorong. Umji merasa gugup, ia berharap nenek menyukainya.
"Halmoni aku akan mengantar Yewon pulang" ucap Suga sembari memakai kembali mantelnya.
"Yoongi, apa kalian berkencan?" tanya nenek Suga penasaran. Suga tersenyum tipis "Tidak, tapi mungkin nanti" jawabnya.
Nenek Suga tersenyum simpul, ia memukul lengan Suga pelan. "Dia gadis yang sangat manis dan sopan. Kau harus mendapatkannya" ucapnya mengerling nakal.
Suga menyeringai lebar, ia mengecup pucuk kepala neneknya penuh sayang. "Aku tau. Aku sedang memperjuangkannya" balas Suga. Nenek Suga mengacungkan jempol lalu menepuk-nepuk punggung Suga lembut.
"Arraseo arraseo. Kau sangat tampan sama seperti ayahmu dan kakekmu juga. Tidak mungkin ada wanita yang akan menolakmu. Gen itu sudah mengalir di darah keluarga kita" nenek Suga tertawa cukup keras mendengar ucapannya sendiri.
Suga tersenyum manis, spontan ia melirik Umji yang hanya memperhatikan mereka dari kejauhan. Ia merasa lega karena akhirnya kedua orang yang sangat penting baginya itu bisa bertemu.
"Setelah kau berkencan dengannya, jangan lupa mengajaknya untuk menikah" ucap nenek Suga sekali lagi.
"Ah aniiiii halmoni, kami masih sekolah" elak Suga cepat. Wajahnya mendadak berubah gugup dan memerah, buru-buru ia pamit pergi dan meninggalkan rumah.
☀️☀️☀️
Umji dan Suga berjalan menyusuri trotoar menuju halte bus beberapa meter di depan. Suasana malam itu masih ramai dengan beberapa pejalan kaki, lampu-lampu jalan memberi penerangan pada hari yang sudah semakin gelap.
Umji melirik Suga yang tampak sibuk dengan pikirannya. Namja itu tak bersuara, sepajang jalan ia hanya diam mengikuti Umji yang berjalan sedikit lebih cepat di depan.
"Oppa" tegur Umji begitu mereka tiba di halte bus.
Suga menghentikan langkahnya, ia menoleh memandang Umji yang mencoba untuk tersenyum.
"Apa nenek mengatakan sesuatu? Dia tidak menyukaiku ya?" tanya Umji khawatir melihat sikap Suga yang terasa berbeda sejak meninggalkan rumah.
Suga balas memandang Umji lurus, tatapan matanya menatap gadis itu tepat di kedua bola matanya. Belum sempat Suga menjawab tiba-tiba sebuah bus berhenti di halte.
Umji menoleh mengamati beberapa penumpang yang mulai naik memasuki bus lalu kembali melihat Suga. Umji tersenyum manis, "Gwenchana oppa, jika nenek memang tidak terlalu menyukaiku" ucap Umji mencoba untuk menghibur dirinya sendiri.
Tanpa menunggu jawaban Suga, Umji berbalik dan bergegas pergi menaiki bus. Baru satu langkah kakinya beranjak, tiba-tiba Umji bisa merasakan Suga menahan lengannya. Umji menoleh, menatap Suga dengan tatapan bingung dan penuh pertanyaan.
"Bagaimana menurutmu jika kita menikah?" tanya Suga yang akhirnya bersuara.
Umji terdiam di tempatnya, matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali menatap Suga tak percaya. Apa yang dikatakan namja itu? Apa dia tidak salah dengar?
Suga melepaskan pegangannya, kemudian tersenyum tipis. "Itu yang terus menerus nenek katakan. Dia menyukaimu" lanjut Suga.
Umji masih mematung di tempatnya, jantungnya berdegup semakin cepat, tiba-tiba saja Umji merasa sangat gugup dan malu di saat yang bersamaan.
"Aku hanya bercan...." Suga belum menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba Umji berlari memasuki bus tanpa sepatah katapun. Suga memandangi punggung Umji hingga yeoja itu duduk di kursi bagian belakang bus.

KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE LOVE
FanficCinta itu tidak buta. Hanya saja tidak semua orang yang memiliki mata mampu melihatnya. Seperti aku yang tidak menyadari perasaanku sudah tumbuh sampai sebesar ini. ---- Umji menjadi bulan-bulanan dikelasnya karena ia dianggap jelek dan buruk rupa...