HEARTBEAT

1.4K 182 8
                                    

Suga menyadarkan punggungnya di tembok pagar SOPA sore itu. Sesekali ia terlihat melirik ke arah pintu gerbang SOPA dan mengamati setiap siswi yang keluar meninggalkan lingkungan sekolah. Suga kembali melihat ponselnya, sudah hampir pukul lima. Sudah hampir 40 menit Suga menunggu di sana tapi masih belum ada tanda-tanda keberadaan Umji.

Sejak kemarin, Umji tidak ada mengirimkan satu pesan pun kepada Suga. Meskipun Suga merasa tidak ada kewajiban bagi yeoja itu untuk menghubunginya, namun Suga berharap Umji akan mengatakan sesuatu.

Suga mengkhawatirkan yeoja itu. Kemarin bukankah dia menangis saat meninggalkan ruangan Changsub? Apa terjadi sesuatu? Apa Umji tersakiti lagi? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Maka pada akhirnya di sinilah Suga sekarang, ia memutuskan untuk bertemu langsung dengan Umji untuk memastikan apa yeoja itu baik-baik saja.

☀️☀️☀️

Umji berjalan menuruni anak tangga yang membawanya ke koridor lantai satu. Tatapan matanya kosong namun tangannya bergerak mencoba merapikan rambutnya yang berantakan.

Langkah Umji melambat begitu ia melihat pantulan dirinya dari jendela ruang BK. Tangannya kali ini spontan menyentuh sudut bibirnya yang terluka. Ingatan Umji kembali membawanya ke kejadian di kelas tadi. Siswi-siswi itu kembali membully Umji dan kali ini cukup parah karena mereka bermain fisik.

Namun Umji sama sekali tidak melawan. Siswi-siswi itu terlihat sangat marah mendengar Changsub yang harus di rawat di rumah sakit, mereka semua menyalahkan Umji karena ia tidak sejak dulu putus dengan Changsub sehingga Chorong tidak harus terjebak dalam situasi yang cukup berbahaya jika saja Changsub tidak segera datang menolongnya. Mereka berpikir semua itu adalah kesalahannya karena muncul di tengah-tengah Chorong dan Changsub. Bagi mereka, Umji adalah sumber dari semua masalah.

Umji tersenyum tipis, ya mungkin mereka benar. Tidak ada satu pun hal yang berjalan dengan baik. Bahkan meskipun ia sudah putus dengan Changsub, teman-temannya masih juga membencinya.

Umji kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu gerbang sekolah. Saat akan mencapai pintu keluar, terlihat beberapa orang siswi tingkat satu sedang mengintip kesisi kiri gerbang sambil sesekali tersenyum dan mendorong satu sama lain. Umji mengikuti arah pandangan siswi-siswi itu, tampaknya mereka sedang membicara seorang siswa Hanlim yang berada di depan pagar.

Langkah Umji terhenti, ia sangat mengenal siswa itu. Spontan Umji buru-buru menundukkan kepalanya, ia mencoba menyembunyikan wajahnya dibalik rambutnya yang tergerai jatuh. Kenapa Suga ada disini? Disaat seperti ini?

Umji kembali menyentuh sudut bibirnya. Suga tidak boleh melihatnya dalam kondisi seperti ini. Umji kembali melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa. Ia masih mencoba menyembunyikan wajahnya agar Suga tidak bisa mengenalinya.

Baru beberapa meter Umji meninggalkan gerbang SOPA, tiba-tiba seseorang menarik lengannya dan membuat Umji menoleh karena terkejut.

Nafas Umji tertahan, tatapan matanya dan Suga bertemu. Buru-buru Umji kembali menunduk, Suga tidak boleh melihatnya seperti ini. Umji mencoba melepaskan tangannya dari pegangan Suga, tapi tenaganya tidak cukup kuat karena Suga sama sekali tidak berniat untuk melepaskan pegangannya.

Umji menyerah, sejenak suasana hening. Umji masih menunduk, saat Suga sedikit menundukkan kepalanya untuk melihat wajahnya, Umji buru-buru memalingkan wajahnya.

Umji bisa mendengar Suga menghela nafas panjang. Umji mengigit bibir, takut-takut ia melirik Suga yang masih memandangnya lurus.

"Siapa yang melakukan itu?" tanya nya memecah keheningan.

Umji kembali membuang muka. Tampaknya Suga menyadari luka di sudut bibirnya. Umji sama sekali tak berniat untuk menjawab, ia masih bungkam dalam keheningan.

INVISIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang