Changsub dan Suga duduk bersama di sebuah kursi di kafe yang terletak tak jauh dari rumah sakit. Ekspresi keduanya tampak serius, Suga sibuk memainkan cangkir kopinya sementara Changsub hanya duduk dengan kedua tangan dilipat di depan dada dan tatapan matanya menatap lurus Suga di depannya.
"Kau bilang Umji membuangmu?" Changsub buka suara. Suga melirik Changsub malas, sudah berapa kali ia harus mengatakan itu. Tampaknya Changsub sama sekali tidak mempercayai kata-katanya.
"Kenapa?" tanya Changsub lagi.
Gerak jemari tangan Suga berhenti, ia menghela nafas panjang. "Aku juga ingin tau kenapa." Jawabnya kesal.
Changsub diam beberapa saat. Otaknya kembali berpikir. Baginya sangat aneh jika Umji meninggalkan Suga begitu saja. Ia pasti punya alasan yang sangat kuat sehingga memutuskan untuk menghindari namja itu. Changsub bahkan bisa merasakan bahwa Umji memang benar menyukai Suga.
"Lalu apa hubunganmu dengan gadis di rumah sakit itu?" tanya Changsub.
"Sudah aku bilang dia temanku!" Suga kali ini merasa sangat marah. Changsub berdecak sebal, ia merasa emosinya di pancing sekali lagi.
Suga berdiri dari duduknya, tanpa mengatakan sepatah katapun ia pergi menjauh meninggalkan kafe. Changsub menghela nafas panjang, ia masih duduk di tempatnya dan memijat pelipisnya. Ia sama sekali tidak bisa percaya Umji melepaskan Suga begitu saja.
Tangan Changsub kali ini bergerak meraih ponselnya, matanya sibuk mencari kontak Umji. Ia menggigit bibir, apa tidak masalah baginya jika ikut terlibat dalam masalah ini?
Changsub melemparkan pandangannya keluar jendela kafe, kepalanya masih menimbang-nimbang tindakan mana yang tepat. Saat tatapan matanya memandang lurus jejeran kafe-kafe di seberang jalan, secara tidak sengaja manik matanya menangkap sosok Umji yang berjalan keluar dari salah satu kafe itu seorang diri.
Spontan Changsub berdiri dari duduknya, matanya mengamati gerak gerik Umji yang masih berjalan menyusuri trotoar. Tanpa menunggu lagi Changsub berjalan keluar meninggalkan kafe setelah membayar bill di kasir. Dengan langkah tergesa-gesa ia menyeberangi jalan dan berlari mengejar Umji yang sudah menyetop sebuah taksi.
Dengan cekatan tangan besar Changsub menangkap lengan Umji saat yeoja itu mencoba untuk membuka pintu penumpang. Umji tersentak kaget dan lebih terkejut lagi saat mendapati Changsub kini telah berada di dekatnya.
"Oppa?" Umji mengerjapkan matanya beberapa kali, ia tidak menyangka akan bertemu Changsub di tempat ini.
"Aku ingin bicara," ucap Changsub cepat dengan napas yang tak beraturan. Butir-butir keringat jatuh membasahi pelipisnya.
☀️☀️☀️
Umji dan Changsub duduk berdampingan di sebuah halte bus tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Umji melirik Changsub sekilas, ah rasanya sudah berapa lama mereka tidak duduk sedekat ini. Umji bisa mencium wangi parfum namja tampan itu, wangi yang sangat tidak asing lagi di indra penciumannya.
Jika Umji pikirkan sekali lagi, banyak sekali masalah yang telah terjadi selama beberapa bulan belakangan ini. Hubungannya dengan Changsub kandas di tengah jalan, ia menyerahkan Changsub untuk Chorong karena wanita itu lebih membutuhkan Changsub, dan sekarang saat ia bisa berbahagia bersama Suga, sekali lagi ia harus merelakan namja itu untuk Eunha. Umji menghela nafas panjang. Apa yang salah? Kenapa semua masalah ini terus berulang?
"Ada apa? Aku pikir kau sudah bahagia," celetuk Changsub tanpa melihat Umji sekalipun.
Umji tersenyum kecut, "Mian oppa."
"Aku tidak akan memaafkanmu," balas Changsub cepat. Umji melirik namja tampan itu sekali lagi.
"Aku tau saat bersamaku kau tidak lagi bisa merasa nyaman karena semua masalah yang aku buat, lalu saat kau mengatakan kau menyukai pria lain, untuk melihatmu bahagia aku merelakan hubungan kita. Tapi nyatanya? Apakah ini adil untukku?" Changsub balas melirik Umji. Tatapan mereka bertemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE LOVE
FanfictionCinta itu tidak buta. Hanya saja tidak semua orang yang memiliki mata mampu melihatnya. Seperti aku yang tidak menyadari perasaanku sudah tumbuh sampai sebesar ini. ---- Umji menjadi bulan-bulanan dikelasnya karena ia dianggap jelek dan buruk rupa...