PROBLEM

1.2K 178 38
                                    

Umji dan Suga duduk di sebuah bangku taman yang berada tak jauh dari rumah Umji. Hari sudah semakin malam, hanya ada mereka berdua yang berada disana. Udara juga terasa semakin dingin seolah-olah siap membekukan apapun yang dilewatinya, bahkan manik-manik kristal es terlihat sudah terbentuk di beberapa ranting pohon menyambut musim dingin.

Suga dan Umji bersembunyi di balik mantel hangat mereka masing-masing, hembusan uap dingin sudah bisa terlihat di setiap hembusan nafas mereka.

"Oppa, sebaiknya kau segera pulang. Disini sudah semakin dingin" ucap Umji dengan kedua tangan yang sudah sibuk mencari kehangatan di dalam saku mantelnya.

"Kalau memang sudah selarut ini kau tidak harus datang mengunjungiku" lanjut Umji lagi.

Suga tersenyum tipis, ia melipat kedua tangannya di depan dada, bibirnya terlihat pucat karena udah dingin yang cukup menusuk ini semakin menurunkan suhunya. Umji menatap Suga penuh rasa khawatir. Umji sangat menghargai Suga yang rela datang untuk melihatnya walaupun ia tau Suga pasti sudah sangat lelah karena pekerjaannya. Ditambah lagi, arah rumah mereka yang berlawanan akan membuat Suga tiba di rumah jauh lebih malam dari yang seharusnya.

Umji berdiri dari duduknya, ia memandang Suga yang kini memandanginya penuh kebingungan. "Mau kemana?" Suga akhirnya buka suara.

"Pulang. Oppa kau harus segera pulang atau kau bisa sakit. Bukannya besok kau kembali bekerja?" ucap Umji berusaha menegaskan kepada namja itu bahwa mereka tidak boleh berlama-lama disana.

Bukannya menjawab Suga justru mengulurkan tangannya kepada Umji, Umji memandangi tangan Suga yang mulai gemetar itu penuh tanda tanya. Umji kini beralih memandang Suga, namja tak mengatakan apapun dan masih mengulurkan tangannya.

Ragu-ragu Umji mengelurkan tangannya dari sakunya dan menjabat uluran tangan Suga. Saat Suga berhasil menggenggam tangan kecil Umji spontan namja itu berdiri dan menarik Umji masuk kedalam pelukannya.

Umji mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Jantungnya berdegup cepat, ia bisa mendengar hembusan nafas Suga di telinganya dengan sangat jelas.

"Oppa?" tanya Umji hati-hati.

Suga mempererat pelukannya, "Hah, sekarang jauh lebih hangat" ucapnya tanpa melonggarkan pelukannya sedikitpun.

Umji bisa merasakan darahnya berdesir, wajahnya memerah karena kini tak ada lagi jarak di antara mereka, wangi tubuh namja itu tercium sangat menenangkan tapi juga menggelisahkan di saat yang sama.

"Aku akan datang lagi besok, aku akan datang setiap hari jadi jangan khawatir" ucap Suga lagi. Umji tersenyum tipis, ia mengangguk "Neee, arraseo" jawabnya membalas pelukan Suga.

☀️☀️☀️

Eunha melambatkan langkahnya begitu melewati sebuah restoran cina yang berada tak jauh dari tempat ia bekerja. Siang ini Eunha baru akan pergi bekerja tetapi hatinya terus meminta untuk melihat seseorang yang sangat ia ingin temui.

Tak butuh waktu lama bagi Eunha untuk menemukan sosok namja yang ia cari. Senyuman manis mengembang di kedua sudut bibirnya, ia bisa melihat dari balik kaca etalase restoran yang terbentang sangat lebar itu. Suga tampaknya sedang sibuk membersihkan meja dan merapikan beberapa kursi tamu.

Eunha masih mengamati dari tempatnya saat tiba-tiba tatapan ia dan Suga tak sengaja bertemu. Eunha terkejut, mendadak ia menjadi salah tingkah dan sangat gugup. Takut-takut Eunha mengangkat tangannya dan melambai, tapi tepat seperti yang bisa ia tebak Suga segera membuang muka tanpa membalas sapaannya.

Eunha tersenyum tipis, ia tau pasti Suga tidak akan memperdulikannya. Tapi dengan melihatnya saja Eunha sudah merasa sangat senang. Untuk pertama kalinya ia merasa sangat bersemangat untuk pergi bekerja, karena ia tau ia bisa melihat Suga lagi hari ini.

INVISIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang