QUESTION

1.4K 169 8
                                    

Suga melepaskan pelukannya dan mundur beberapa langkah. Namja itu tampak salah tingkah dan membuang muka sementara Umji masih mematung di tempatnya.

"Ehem." Suga berdehem. Umji mengangkat wajahnya dan memandang Suga.

"Mian, itu tadi tidak di sengaja," ucap Suga mengusap tekuknya. Umji mengangguk, ia tau itu tapi kenapa jantungnya masih juga berdetak dengan sangat cepat bahkan hingga saat ini. Umji sama sekali tidak bisa mengontrolnya.

Sejenak suasana hening, Umji dan Suga saling melirik satu sama lain. Saat tatapan mereka bertemu keduanya spontan membuang muka untuk menghindari sport jantung yang berlebihan.

"Ayo kita makan." Suga berusaha membuka pembicaraan. Ia menunjuk sebuah restoran cepat saji di sebrang jalan. Umji kembali mengangguk, ia berjalan pelan mengikuti Suga yang memimpin jalan di depan.

☀️☀️☀️

Langkah Umji berhenti saat ujung matanya menangkap sosok Eunha yang berdiri di balik meja kasir restoran yang kini Umji dan Suga masuki. Umji memandang berkeliling, seragam yang Eunha gunakan adalah seragam yang sama dengan seragam pelayan restoran, sepertinya yeoja itu bekerja paruh waktu di tempat ini.

Suga yang sudah berjalan lebih dulu spontan menoleh melihat Umji yang tidak berjalan mengikutinya. Suga menatap Umji penuh kebingungan, ia baru akan berbalik menghampiri Umji saat tiba-tiba Eunha yang berada di balik kasir ternyata juga menyadari keberadaannya.

"Yoongi!!!" seru Eunha cukup keras.

Suga menoleh, ia bisa melihat Eunha melambai kepadanya dengan senyuman sumringah khasnya. Namun Suga sama sekali tidak merespon, ia justru kembali menoleh melihat Umji yang kali ini mulai berjalan mendekatinya. Dari kejauhan senyuman Eunha memudar, matanya menatap lurus Umji yang kini berada di samping Suga.

Hati Eunha tiba-tiba terasa terluka, namun ia tetap mencoba untuk tersenyum menyambut Suga dan Umji yang berjalan menghampirinya.

"Cheese Burger dan Cola," ucap Suga seolah-olah tak mengenal Eunha. Suga beralih memandang Umji, yeoja itu terlihat takut menatap Eunha yang sejak tadi terus memandanginya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Yewon," tegur Suga.

"Ah ne, aku juga. Sama sepertimu oppa." Jawab Umji cepat. Suga kali ini kembali memandang Eunha, "Dua." ucapnya singkat.

Eunha kembali mencoba untuk tersenyum dan mencatat orderan Suga sebelumnya. Setelah selesai membayar, Suga berbalik meninggalkan kasir diikuti Umji di belakangnya. Umji menghela nafas panjang, kenapa Seoul terasa sangat sempit sekali? Dari sekian ribu orang yang tinggal di kota ini, Umji justru bertemu dengan Eunha saat ia sedang bersama Suga. Umji tau Eunha pasti akan sangat marah kepadanya.

☀️☀️☀️

Umji merasa sangat canggung saat ini, pasalnya ia bisa merasakan Eunha yang mengawasinya dari kejauhan. Suga yang menyadari Umji terus melirik ke tempat Eunha berada tiba-tiba meletakkan burgernya kembali ke piringnya.

"Yewon," tegurnya. Umji beralih memandang Suga, "Ne?" serunya terkejut.

Suga sekilas melirik Eunha yang masih mengamati mereka, "Kalau kau tidak nyaman makan di tempat ini kita bisa pergi mencari tempat lain," ucap Suga.

Umji tampak terkejut dan menggeleng. "Ani. Bukan begitu oppa. Aku akan makan." Jawab Umji cepat dan mulai memakan burgernya.

Suga masih memandangi Umji dalam keheningan, lalu kembali melirik Eunha di kejauhan. Kali ini ia merasa benar-benar terganggu dengan sikap yeoja itu.

☀️☀️☀️

Umji dan Suga pergi meninggalkan restoran. Umji akhirnya bisa merasa cukup lega karena disana ia merasakan cukup banyak tekanan.

INVISIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang