Tatapan Umji tak bisa lepas dari sosok Suga yang duduk di sampingnya. Matanya mengamati dengan seksama setiap goresan luka yang terdapat di wajah namja tampan itu. Air mata Umji kembali menggenang, hatinya terasa sangat sakit.
Tangan Umji kini bergerak naik menyentuh luka di pelipis Suga dengan hati-hati, Umji mengusap luka itu lembut. Tatapan matanya kini beralih pada kedua bola mata Suga yang sejak tadi menatapnya lurus dengan tatapan penuh kasih sayang.
Beberapa saat Umji dan Suga saling menatap satu sama lain, senyuman manis terukir di kedua sudut bibir suga. Ia menyentuh jemari-jemari tangan Umji yang masih menggantung di pelipisnya, "Aku baik-baik saja," ucapnya berusaha menenangkan Umji yang terlihat sangat khawatir.
"Seperti yang aku bilang, aku terjatuh saat bekerja," lanjut Suga berusaha mencari alasan yang tepat agar Umji tidak terlibat dalam masalahnya. Umji sama sekali tak bisa tersenyum, mimik wajahnya masih penuh dengan kesedihan yang tak terkira.
Umji tau Suga berbohong. Mungkin namja itu sedang tidak ingin membicarakan masalahnya saat ini atau mungkin ia tidak ingin Umji merasa khawatir lebih dari ini. Namun meskipun begitu Umji merasa sangat kecewa karena Suga tidak mengatakan yang sebenarnya kepadanya.
"Mian, aku sangat ingin melihatmu jadi aku datang," ucap Suga yang menyadari hari sudah sangat larut.
Umji menggeleng, "Gomawo oppa, meskipun kau terluka kau masih datang untuk menemuiku."
Suga menarik nafas panjang dan mengukir senyum, ia menggenggam tangan Umji lembut. "Aku sudah merasa jauh lebih baik karenamu, gomawo."
Umji menunduk, tanpa ia sadari air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya akhirnya tumpah membasahi pipinya. Ia terisak, ia tidak bisa berhenti, ia sama sekali tidak bisa menahan air matanya. Jauh di dalam hatinya Umji merasa sangat bersyukur bisa mengenal Suga, ia merasa sangat beruntung bisa menjadi wanita yang di perlakukan begitu spesial oleh namja itu. Dada Umji bergejolak, akhirnya ia mengerti. Ia sangat mengerti perasaannya. Ia memang telah jatuh cinta kepada namja ini.
Suga bisa melihat pundak Umji yang bergerak naik turun karena terisak, ia tersenyum tipis. Entahlah, tapi melalui tangisan itu Suga bisa merasakan kecemasan Umji yang sangat dalam. Tangan Suga bergerak menyentuh dagu Umji dan mencoba membuat yeoja itu mengangkat wajahnya untuk melihatnya.
"Kenapa kau yang menangis," Suga tersenyum jahil melihat wajah kusut Umji yang masih terisak.
"Hey, aku baik-baik saja." Suga kembali mencoba menenangkan yeoja itu.
Suga memandangi Umji dalam keheningan, yeoja itu sama sekali tidak terlihat ingin menjawab atau merespon kata-katanya. Pipinya basah karena air matanya sementara matanya tertunduk tak berani menatap Suga. Tatapan Suga beralih pada bibir mungil Umji, bibir berwarna pink itu bergetar sesegukkan.
Suga hanyut dalam suara tangisan Umji. Tiba-tiba saja tanpa ia sadari tubuhnya bergerak condong ke depan dan mendekati Umji. Wajah mereka semakin dekat, Umji bisa berasakan hembusan nafas Suga di kulit wajahnya.
Tangisan Umji berhenti, tiba-tiba saja tubuhnya terasa kaku menyadari bibirnya dan bibir Suga hanya berjarak beberapa centi saja. Nafas Umji tertahan, ia memejamkan matanya.
DING!
Dering ponsel Umji berbunyi. Spontan Suga dan Umji tersentak kaget dan menarik tubuh mereka saling berjauhan. Jantung Umji berdegub dengan sangat cepat. Ragu-ragu Umji merogoh ponsel di saku mantelnya, ada pesan masuk.
Eomma : Dimana?! Kim Yewon apa kau tau sekarang sudah pukul berapa?!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE LOVE
Fiksi PenggemarCinta itu tidak buta. Hanya saja tidak semua orang yang memiliki mata mampu melihatnya. Seperti aku yang tidak menyadari perasaanku sudah tumbuh sampai sebesar ini. ---- Umji menjadi bulan-bulanan dikelasnya karena ia dianggap jelek dan buruk rupa...