Dua😄

2.7K 135 5
                                    

Ada sebuah perjanjian. Dimana Mahesa melarang keras kepada Mayang supaya jangan terlibat interaksi apa pun di sekolah, katanya semua demi menghindari dari apa yang disebut gosip. Tahu kan bagaimana Bumi, Ali dan Reno kalau sudah tahu Mahesa terlihat dekat dengan seorang perempuan, heboh, kepo, baper dan seenak jidat nyuruh jadian. Untungnya Mayang bukan tipikal cewek ribet, sehingga ia setuju saja dengan yang diperintahkan Mahesa.

Dan pagi hari ini, semua berawal dari lampu merah. Mahesa menghentikan motornya menunggu lampu berwarna hijau. Tiba-tiba sebuah ninja hitam berhenti di sampingnya, pakaian si pengendara menggunakan seragam olah raga dan berjaket kulit hitam dengan wajah full tertutupi helm. Tanpa pikir pusing pun, siapa saja bisa menebak jika dia seorang pelajar dan Mahesa sadar jika orang itu satu sekolah dengannya. Tanpa diduga si pengendara tersebut mengeluarkan kertas yang kemudian ditempelkan di tangki motor Mahesa.

Di kertas tersebut tertera...
"Balap ke sekolah!"

Mahesa merengut kemudian mencabut kertas itu. Ia nyaris bertanya siapa. Tapi lampu merah berubah jadi hijau sehingga si pengendara ninja hitam melesat. Mahesa masih termenung ketika orang tersebut menoleh kepada Mahesa dan memberinya simbol ibu jari terbalik yang artinya payah. Mahesa segera menyadarinya. Ia meremas kertas di genggamannya dan membuangnya, kemudian menancap gass menyusulnya.

Dua motor berkelit di jalanan pagi. Saling mendahului dan kadang sejajar. Menerobos ke cela-cela antar kendaraan lain. Tak peduli suara klakson yang protes bersahutan, ada pula yang mengomentari dan merutuki mereka. Mahesa pastikan jika ia akan memberikan simbol payah balasan untuk orang itu, dia akan memenangkan duel ini. Mahesa memang berpengalaman sekali dalam dunia balapan liar, namun kali ini sedikit salut juga pada si penantang, sepertinya ia punya skill yang seimbang. Biasanya Mahesa akan dengan mudah mengalahkan tantangan, tapi sekarang ia jadi sedikit kesulitan mengalahkannya ditambah fikirannya yang sibuk menerka siapa orang itu.

Sebuah mobil masuk ke area sekolah, pak satpam yang baru saja akan menutup kembali dua daun pintu gerbang segera lari menepi ke poss ketika melihat dua buah motor besar melaju cepat ke arahnya.

Sampai di gerbang ninja hitam itulah yang berhasil duluan masuk, walaupun hanya beda beberapa detik saja dengan motor Mahesa. Mahesa mendengus kesal dan sangat tidak sabar ingin tahu siapa orang itu. Tapi ia sudah datang terlalu siang, tidak ada waktu untuk basa-basi. Jadi Mahesa memilih untuk memarkirkan motornya, tak peduli juga pada Pak satpam yang merutuk untuknya.

Ia baru saja akan memasukan motornya ke parkiran, sebuah celah yang pasti cukup untuk menyimpan motornya, tapi lagi-lagi orang itu mendahuluinya.

Mahesa menghentikan motornya di belakang sebelum mengenai ban orang tersebut, dengan kesal Mahesa melepas helmnya.

"Woy!" teriaknya pada pengendara ninja itu.

Orang tersebut acuh-acuh saja bahkan dengan santai melepas helmnya. Begitu terkejutnya Mahesa ketika melihat rambut panjang hitam tergerai begitu saja dari balik helm. Kemudian perempuan itu turun dari motornya dan menghampiri Mahesa yang sekarang tercenung dengan mata terbelalak.

"Abang~ mending belajar lagi," ucapnya dengan nada genit yang dibuat-buat.

Perempuan itu melengos begitu saja yang menurut Mahesa dilakukan dengan lagak songong. Mahesa tersadar dari keterkejutannya dan segera turun dari motor lalu mengejar perempuan itu.

"Mayang!" teriaknya. Tapi Mayang tetap berjalan lurus tak mempedulikannya. Mahesa berlari cepat dan berhasil mendahului Mayang. Ia berdiri mencegah Mayang dengan di ambang pintu kelas. Tatapannya intens menusuk lensa kecoklatan milik Mayang.

"Kita gak boleh akrab kan Eca?" kata Mayang dengan santai sambil mengunyah permen karet.

"Gimana bisa lo--" Mayang menginterupsi ucapan Mahesa. "Ssst! Mening lo simpen pujian lo buat gue itu, udah siang... tuh pada diliatin seisi kelas gue, gak takut digosipin lo?"

BILURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang