Empat

220 27 1
                                    

Maliq & D'Essentials - Penasaran


Sudah seminggu ini aku tidak pernah melihat Arga disekolah,dia yang sibuk atau dia yang tidak pernah keluar kelas? Tapikan selama seminggu ini Bintang selalu saja mampir dikelasku yang hanya untuk mampir saja ataupun untuk mengobrol sebentar denganku. 
Ngomong-ngomong soal Bintang sudah dua hari ini aku selalu melihat dia menghampiri Tata,entah untuk apa. Tapi aku senang melihatnya setidaknya Tata bisa membuka hatinya lagi untuk orang lain, semoga.

"Abis ini fisika ya? Ah kudu minum extrajos nih biar mata gue bisa diajak kompromi" Kulihat kedepan ternyata Citra sedang bergalau ria karna sebentar lagi pelajaran yang sangat membosankan. Sebenarnya bukan pelajarannya sih,tapi gurunya yang kalo ngomong gak pernah jelas dia ngomong apa.

"Lo aja sih emang yang gak niat. Buktinya gue gak pernah ngantuk" yang itu suara Syifa. Kulihat Citra mendengus mendengarnya.

Lalu terjadilah perdepatan antara Syifa dan Citra karna masalah 'fisika'. Aku mengalihkan pandanganku kekanan melihat Tata dan Dira yang sedang mengobrol

"Ta" ucapku

"Hm"

"Lo lagi deket sama Bintang ya?" Aku menaikan alis menggoda kearahnya

Dira memandang kami dengan bingung kemudian wajahnya langsung berubah cerah, "Ah iya,akhirnya Tata moveon juga"

"Orang yang dingin harus ketemu sama yang panas ya,biar meleleh" kataku

"Lo kira si Bintang lava apa,segala dibilang panas. Apaan tuh perumpamaan yang payah" Dira menoyor pelan kepalaku

Aku tertawa keras, "Yah intinya gitu" lalu aku menoleh lagi kearah Tata, "Iyakan Ta ya?"

"Kaga. Sotoy lo" jawab Tata

"Halah, bilang ke Bintang ada motif apa dia deketin lo? Kalo susah naklukin lo sini belajar sama gu-" ucapanku terpotong saat Farid teman sekelasku memanggil

"Del! adek lo nyariin nih" aku mengangguk dan berjalan kedepan pintu kelas dimana adikku sedang senyum-senyum kearah wanita yang menatapnya

"Ngapain lo kesini? Tumben?" Andra mengalihkan pandagannya kearahku kemudian dia tersenyum lebar

"Ka"

"Apaan?"

"Gue minta duit dong. Sumpah ya ka dompet gue ketinggalan tadi dikamar"

"Adek nyusahin" Aku kemudian merogoh kantong seragamku dan memberikannya uang yang berwarna hijau

"Yey,makasih kakaku yang paling cantik" Dia kemudian melihat uang yang kuberi "ih ko cuman 20?" Protesnya padaku

"Masih untung gue kasih lo ya! Udah sono balik ke kelas" Aku mendorong bahunya menjauh dan dia menurut meskipun harus mengomel karna uang yang kuberi

Sebelum aku berbalik kulihat gerombolannya Arga menghampiriku. Mau apa mereka kesini? Kulihat Arga dia masih saja cuek berjalan dengan memasukan tangannya kesaku celana. Disampingnya ada Bintang yang sedang senyum-senyum dan melambaikan tangannya kearahku. Tapi yang menghampiriku ternyata Ojan.

"Del" ucap Ojan ketika sudah sampai didepanku

"Oi," kataku dan kulihat kebelakang disana ada Iqbal,Davin dan Bintang tersenyum kearahku. Kecuali Arga. Aku membalas senyuman mereka.

"Ada Syifa gak?" Lanjut Ojan

Aku mengerutkan keningku "Oh ada ko. Mau ketemu?"

Ojan kemudian mengangguk

"Sip dicariin bebep Ojan nih" ucapku berteriak didepan kelas. Kudengar Ojan memprotes ucapanku itu dan teman-teman dia yang lain tertawa mendengarnya. "Ada ayang Apin juga nih Cit!" Lanjutku

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang