Sudah hampir sebulan lebih setelah kencan pertama aku dan Arga dan saat itu pula hubungan kami semakin hari semakin harmonis. Saat ini aku, Arga dan teman-teman kami sedang berada di kantin kecuali Bintang dan Iqbal, Iqbal sebenarnya sudah pindah semenjak kepergian Dira seminggu setelahnya dan Iqbal pindah ikut dengan ayahnya ke Jepang, sebenarnya sedih kehilangan satu teman lagi tapi mungkin ini yang terbaik untuknya dan kami hanya bertukar kabar melalui sosial media saja. Sedangkan Bintang sudah tiga hari tidak masuk sekolah karena sakit.
"Diantar kita cuma Tata nih yang gak berpasangan." Ucap Davin ketika kami semua sudah selesai makan.
Tata menaikkan alisnya kesal. "Berpasangan juga emang lo sama Citra udah jadian?"
"Skak!" Aku berteriak heboh dan langsung tertawa puas saat melihat ekspresi Davin dan Citra yang mulai masam ketika ditanya status hubungan mereka.
"Berpasangan apaan?! Gue juga jomblo kali. Bohong si Davin, Ta, kita temenan." Ucap Syifa tak terima
"Lah, lo kan, Ojan?" Tanya Davin jahil
"Ogah ya! Cari tuh yang beneran dikit kenapa!"
"Lo kata gue gak bener?" Ojan berucap tidak terima. "Awas aja ya kalo lo sampe jatuh cinta sama gue." Lanjutnya
"Aamiin.." ujar kami bersamaan yang membuat mereka mendengus tidak suka
"Tapi disini emang gak ada yang berpasangan, sih." Kataku
"Arga?" Tanya Citra
"Gue belom pacaran"
Davin dan Ojan menepuk bahu Arga kencang yang membuat Arga mendelik tajam.
"Gimana si, bro? Jalan udah di depan mata masih aja ngulur-ngulur" ucap Davin
"Ngaca lo." Jawab Arga yang membuat semuanya tertawa.
Aku diam memikirkan ucapan teman-temanku sudah sebulan lebih aku dan Arga seperti orang berpacaran tapi kami sama sekali tidak ada hubungan apapun, aku berpikir mungkin Arga serius? Atau masih ada sesuatu lain yang Arga pikirkan? Aku segera sadar ketika Arga memegang tanganku untuk berdiri karena bel masuk sudah berbunyi.
*****
"Pada kemana?" Tanya Arga ketika baru duduk di ruang tamu rumahku, karena ini rencana Arga ketika pulang sekolah dia ingin bermain dirumahku
"Gatau gue juga. Mau minum apa?"
"Air dingin aja." Aku mengangguk dan meninggalkan Arga untuk mengambil air dingin dari dalam kulkas.
Aku tidak menemukan Arga diruang tamu dan akupun meletakkan airnya diatas meja lalu aku hendak ingin keluar untuk mencari Arga ternyata Arga masuk kedalam dengan membawa bucket bunga mawar cantik ditangannya.
"Wah, dari siapa?" Tanyaku berbinar ketika melihat bunga yang cantik.
Arga tidak menjawab pertanyaanku melainkan dia masih sibuk melihat siapa pengirim bunga itu.
"Kevin?"
Aku mengernyit mendengar nama itu dan kemudian dalam sekejap mataku membelalak karena pengirim bunga cantik itu adalah salah satu mantanku yang paling lama berhubungan denganku.
"Siapa?" Tanya Arga lagi
Aku mengigit bibirku bingung untuk menjawab nya.
"Mantan lo?" Tanya Arga tepat sasaran, aku langsung mengangguk lemah
Arga langsung menyerahkan bunga mawar itu dan aku menerimanya dengan tatapan bingung. Kemudian Arga duduk di sofa dan meminum air dinginnya, aku masih berdiri dengan wajah bingung dan Arga yang melihatku masih terus berdiripun segera menyuruhku duduk.
