Dua Puluh Tujuh

231 24 1
                                    

"Boleh gue duduk sini?"

Tata menengadah menatap ke atas dan disana ada Arga yang sedang membawa nampan minuman nya.

"Silahkan. Ini tempat umum."

Tata masih menikmati kopi didepannya, begitu juga Arga yang sedang fokus dengan kopinya, sampai tiba-tiba suara Arga yang memecah keheningan dan membuat Tata menoleh kedepan.

"Adel apa kabar?" Tanya Arga

"Menurut lo?"

"Kalo gue tau kabar dia juga gak mungkin gue nanya ke lo."

"Mau apa lagi lo sama Adel?"

Arga menghela nafas pelan. "Gue harus ketemu dia, semua akses buat ketemu dia udah gak bisa. Lo mau bantu gue?"

Tata menatap tajam kearah Arga. "Setelah apa yang lo lakuin ke sahabat gue?"

"Renata bukan siapa-siapa gue."

"Alasan klasik."

Tata menghela nafas sebentar. "Ga, denger, mungkin lo bukan satu-satunya cowok yang pertama buat Adel, tapi gue tau banget Adel selama ini gak pernah serius menjalin hubungan, tapi semenjak sama lo dia beda. Mungkin lo yang pertama bikin Adel bener-bener jatuh cinta dan lo juga yang pertama kali bikin Adel patah hati." Lanjutnya

"Maka dari itu gue harus kasih penjelasan sama Adel."

"Ceritain tentang lo sama Renata, biar gue ngerti" Tata melipat tangannya didepan dada dan menyenderkan punggungnya ke kursi.

Arga menghela nafas sebentar. "Renata temen gue dari SMP, kita satu SMP selama tiga tahun, dan mulai dari situ gue sama dia deket, maksudnya deket dalam artian sebagai sahabat. Baru pertama kali gue punya sahabat cewek selain sahabat-sahabat cowok, dan Renata ngertiin gue banget, disaat orang tua gue sering ribut dia selalu ada buat nenangin gue. Gak jarang orang-orang ngartiin kalo kita itu pacaran dan juga entah dari mana banyak yang bilang kalo Renata itu cinta pertama gue. Padahal seumur hidup gue belum pernah yang namanya jatuh cinta."

Tata berdecih. "Gak pernah jatuh cinta? Tapi lo gak ngelarang Renata deket-deket lo lagi disaat lo lagi deket sama Adel."

"Bukan gitu, jujur gue emang pernah kesel dan benci sama Renata gara-gara disaat gue terpuruk dia malah pergi ninggalin gue sekolah di luar negeri. Tapi ternyata Renata disana juga sambil pengobatan, dia lemah jantung."

Arga berhenti sebentar kemudian menatap Tata yang kini sedang meminum kopinya.

"Kalo gue bersikap kasar sama dia nanti penyakit dia kumat, gue gamau ngambil resiko. Gue harus pelan-pelan biar Renata ngerti, gue udah selesain masalah gue sama Renata."

"Dan lo belum selesain masalah lo sama Adel." Sambung Tata

"Maka dari itu gue mau minta bantuan dari lo? Ta, gue mohon, gue harap lo sama yang lainnya mau bantu gue."

Tata terlihat berpikir bahwa baru kali ini dia melihat Arga berbicara banyak dan melihat Arga memohon untuk pertama kalinya.

"Gue tau lo disini juga terluka"

Tata menatap Arga tidak mengerti. "Maksud lo?"

"Jangan pikir gue gatau kalo disini juga lo termasuk pihak yang tersakiti, gue tau lo udah mulai nyimpen rasa sama Bintang, kan?"

"Gak usah ngaco."

"Lo bisa cerita sama gue kalo lo gak siap cerita ke sahabat-sahabat lo."

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang