Entah dari mana asal muasalmu wahai maheswariku...
Rembulan tersungkur malu oleh cahaya wajahmu...
Sejuta bintang di langit pun tak mampu tandingin kerlinganmu...
Aku tersudut diam dipenghujung malam memikirkanmu...
.
Entah sejak kapan rindu ini dimulai...
Rambutmu telah untaikan kalam kalam pilu yang gemulai...
Sejak kerlingan matamu kian menghujam hati...
Aku serahkan jiwa raga dan hati ini teruntukmu wahai maheswari...
.
Entah apa yang kurasakan kini wahai yang tercinta...
Rindu menghujam melara-lara...
Siang dan malam terbayang akanmu saja...
Apa karena rindu dan cinta ataukah aku yang terjerat dalam kubangan cemburu semata...
.
Engkau adalah bait-bait terindah hatiku...
Rindu ini bersyahadat pada jiwaku dan jiwamu...
Senja takkan mengabaikan hujan karena lara dan pilu...
Aku telah berbaiat kepadamu agar berjalan dan berakhir pada mu...

KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Lelaki Hujan
PoetryPuisi tentang Rindu, Luka, Cinta dan Sufistik