dari matamu
aku menemukan cinta yang mengucap selamat datangDari senyummu kutemukan jalan menuju hatimu...
percikan di tatapan
, seiya dengan lengkung bibirmu yang masih bisu mengungkapkanKarena dalam sunyi diamku telah kubangun cinta semegah nirwana...
hai Tuan, lantas apa yang membuatmu begitu bungkam?
Duhai puan, sebagaimana ku menatap mentari begitupula pandirku...hanya tertunduk...
kuingin pelukmu yang bisu melenyapkan gigil yang memanggil bahasa keraguan rasa
Dekaplah aku dalam sunyi hangatmu, agar diam ini mengutarakan getarnya...
dengan sangat berkenan, akan ku dekap erat seraya semesta menjabat matamu yang kian mendekatGenaplah sudah bahagia yang kudamba
Olehmu telah bermanunggal rasa hatiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Lelaki Hujan
PoetryPuisi tentang Rindu, Luka, Cinta dan Sufistik