Hujan siang itu mengantarku pergi
Walau tiada terucap janji suci
Karena mulut kerap bercinta dengan alibi
Namun hati berfatwa dengan murni
.
Meninggalkanmu dibawah guyuran hujan syahdu...
Membuatku terhujam luka sembilu...
Perih hati teriris tuk melepasmu...
Dekapanmu menjadi selimut rindu... .
Bulir air mata bersatu dalam tetes hujan
Mengeliatnya rasa kenang yang kan kusimpan
Kafiyeh merahmu memelukku dalam kejamnya dingin
Kan selalu mengingatmu dalam diam dan asa yang di ingin
.
Dzahir terpisah berjuta jarak
Namun ruhku telah kuhembuskan sebagai nafasmu
Janji tidak terucap
Namun jiwaku telah bersatu dengan jiwamu?
Adakah kita berjarak?
adakah kita terpisah?
Selama raga masih bernafas... selama itu kita bersatu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Lelaki Hujan
PoetryPuisi tentang Rindu, Luka, Cinta dan Sufistik