Hembusan sarayu malam menemaniku...
Bersama tualang mencari jejak kelana...
Tualang berbisik padaku...
"Adakah lebih indah dari kerling bintang di langit malam?"
.
Ku arahkan tualang menuju rumah kekasihku...
Kami menunggu hingga di penghujung malam nan syahdu...
Kala kekasihku membuka jendela akaranya...
Tersingkaplah hijab wajah mata dan senyumnya...
.
Terpukau tualang oleh kerlingan kekasihku...
Bergetar pula dzahirku memandangnya...
Merona takjub sang tualang akannya...
Seketika itulah bintang berjatuhan sujud dihadapan kekasihku...
.
Mata nan syahdu mengetarkan jiwa...
Hujamkan rindu di kala senja...
Musnahlah aku dengan tualang yang ada...
Berakhirlah padamu cinta dan rindu yang tersemat di jiwa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Lelaki Hujan
PoesíaPuisi tentang Rindu, Luka, Cinta dan Sufistik