Hujan senja ini menguraikan gerimis aksara bercampur tangis
Jingganya lukiskan jalan pergimu dengan sadis
Setelah berhasil hujamkan luka dalam hati yang tertepis
Yang kini tenggelam dalam kubangan rindu yang meringis...Pada lembaran awan ku lukiskan setiap lekuk akaramu...
Pada hembusan sarayu ku bisikkan tentang rinduku...
Di setiap sudut lorong kota ku teriakkan asma mu...
Pun akhirnya tersadar semua telah menjadi kenang dzahirku...Aku hanya bisa tangisi rindu ditiap rintik hujan pilu...
menahan perih lara dikala senja bergelora jingga sayu...
termaram dalam kalam sunyi malam syahdu..
Bertafakur akal dan hati selepasmu berlalu...Adorasi rinduku kian membakar diri...
Dalam sekat hati yang makin sunyi...
Berharap bayangmu akhiri sepi...
Walau kian berdarah jiwa oleh lara hati...(Dalam kenang senja Balikpapan, 16 Agustus 2017)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Lelaki Hujan
PoetryPuisi tentang Rindu, Luka, Cinta dan Sufistik