Chapter 1: Limelight

10.2K 740 45
                                    

4 Tahun lalu.

Sudah seharian Daniel tidur bagai keboo..

Si remaja lelaki bertubuh tegap dengan bahu yang lebar. Selama liburan panjang ini sepertinya tidak banyak hal yang ia lakukan.

Sempat sihh ia melakukan kerja magang, namun kerjaan input data setiap hari dan berlama-lama duduk didepan komputer benar-benar bukan gayanya.

Tidak lama, ia hanya bertahan seminggu bekerja sebagai anak magang di korporasi besar. Well, sebenarnya bertahan seminggu saja udah cukup ajaib buat dirinya. Satu satunya yang membuat ia bertahan adalah uang gajinya.. sok pasti.

Tiap hari kalau lagi rajin2nya, Daniel bisa di gaji sampai 50.000 won perhari. Bener-bener bisa dipake buat beli sepatu baru. Sampai akhirnya setelah seminggu Daniel udah bisa beli sepatu sport mahal yang ia impikan dari dulu. Maklum anaknya sporty abiess..

Setelah berhasil beli sepatu mahal yang bikin iri temen2nya, Daniel otomatis ga punya motivasi kerja lagi. Sebenarnya bisa aja si Daniel kerja lagi gitu kan, beli barang2 baru kayak ophone yang mehong keluaran terbaru, atau beli kamera Qo Pro.

Tapi ya gitu dasar emang anaknya agak malas, kalau ga butuh banget ga beli. Daniel malah menggunakan uang sisa gajinya itu buat ngecat rambutnya jadi warna pink.

Pink? Iya pink,

Cowo se cowokk Daniel mau gitu di cat warna pink. Katanya sih karena lagi liburan jadi pengen ekspresiin diri banget.

Loh kok Pink? Feminim amat..

Ya katanya Daniel "real men wears pink."

Gitu deh kata Daniel walaupun dia dikatain ama temen-temennya. Tapi Daniel bukan tipe yang ambil pusing or suka insecure. Menurutnya ia terlihat lucu dengan rambut warna pinknya. - overpede banget.

Pagi ini seperti pagi2 lainnya Daniel jelas masih tidur. Siangan baru bangun, main game, makan, terus main basket sama temen2nya.

Tapi hari ini Daniel nampaknya hanya ingin berdiam dirumah, karena hari ini hari terakhir libur panjang kenaikan kelas. Besok udah harus masuk kelas.. kelas baru di tahun ke 12. Yang pastinya bakal banyak banget tugas, ujian, persiapan ujian nasional sampai tes masuk universitas.

Setelah mandi, (iya Daniel ga jorokk..) ia kemudian jalan ke salon tempat emaknya sering nyalon.

"Eh.. mas Daniel, mau ngecat lagi rambutnya? Mau warna apa kali ini? Pirang? Biru Muda yang kayak di anime anime? Atau warna ijo biar membumi? Atau warna merah neon aja? Kayak jagoan neon x power ranger merah? Lagi nge trend lohh.. atau mau shocking pink lagi aja? Ini rambutnya udah kayak ombre, yang item udah numbuh tuhh.." Ujar si tukang salon yang super rempong itu, sambil pegang pegang manja rambut Daniel. Tapi just info aja maz salon ini idaman ibu ibu banget. Terutama ibunya Daniel. Well karena bukan ganteng, tapi karena sumber gossip sekomplek.

"Hmm.. enggak deh, item ajaa.." Daniel terdiamm sedang berpikir..

"hmm campur cokelat dikit boleh kayaknya, tapi jangan terlalu ketara yaaa." lanjut Daniel kepada maz maz Salon yang langsung dibalas antusias oleh si maz Salon.

"Siapp God Daniell..." sahut si maz Salon melambai sambil buru ngambil alat alat salon.

Iya, Daniel kepikiran ingin tetep bisa mengekspresikan dirinya bila nanti sudah masuk sekolah. Walau di sekolah ada aturan tidak boleh mengecat rambut, asal kecoklat-coklatan dikit aja, Daniel bisa men-defend dirinya dengan bilang "iya aku kan balesteran gtu deh, jd warnanya emang coklat-coklat gitu.. natural aja sih aku udah biasa punya rambut ke coklat-coklatan apa lagi dibawah sinar marahari". Begitu yang dipikirkan Daniel.
.

Morphine | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang