Persahabatan

104 11 3
                                    

"Ketika kita bersama,
Dunia adalah milik kita."

Kembali ke rutinitas biasa setelah hampir 2 bulan lamanya libur sekolah karena ia baru saja selesai melakukan ujian nasional. Anaya, Gadis cantik yang sering di panggil Naya, berjalan menyusuri jalanan kompleks rumahnya dengan kedua sahabatnya, Nanda dan Juli. Dengan seragam putih abu-abu, mereka berjalan beriringan dan sesekali saling bercanda lalu tertawa bersama.

Hari ini adalah hari pertama mereka masuk ke SMA impian mereka dan telah berstatus siswi disana.

"Kita tunggu disini saja ya," Kata Naya pada kedua sahabatnya. Sahabatnya menggangguk. Mereka bertiga duduk di halte tempat mereka menunggu angkutan yang akan mengantar mereka.

Walaupun mereka dari keluarga mampu, mereka tak malu menggunakan kendaraan umum untuk berangkat ke sekolah.

"Itu dia," Kata Nanda sambil menunjuk ke arah kendaraan yang akan mengantar mereka. Setelah angkutan itu berhenti tepat di depan mereka, lantas mereka masuk dan duduk manis di dalam angkutan.

Disepanjang perjalanan, mereka tak henti-hentinya saling bercanda satu sama lain.

Setelah hampir 20 menit, angkutan berhenti di depan SMA ADITAPA, sekolah baru mereka. Naya, Nanda dan Juli turun dari angkutan lantas masuk ke dalam sekolah.

"Sayang sekali kita nggak satu kelas," Kata Nanda kepada dua sahabatnya itu.

"Iya. Padahal aku pengen banget satu kelas sama kamu." Ucap Juli lantas menatap sedih pada Nanda.

"Udah deh, pada lebay kalian. Beda kelaskan bukan berarti kita nggak bisa ketemu lagi. Iya kan," Jawab Naya lalu menatap satu persatu sahabatnya kemudian senyum terukir dibibirnya. Kedua sahabatnya ikut tersenyum. "Ya udah kalo gitu aku sama Juli kekelas dulu ya. Daah" Ucap Naya lagi dan menggandeng Juli masuk kekelas.

"Jul, duduk sama aku yah," kata Naya.

"Oke." jawab Juli sambil mengerlingkan mata manjanya. Naya hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu.

Bel masuk berbunyi, kegiatan pembelajaran pun telah dimulai. Pak Kusai, salah satu guru di SMA Aditapa, mulai memperkenalkan dirinya kepada murid-murid barunya nya, lantas di lanjutkan satu persatu muridnya memperkenalkan diri mereka masing-masing. Pembelajaran pagi itu berjalan sangat santai.

Bel isrirahat berbunyi, hampir semua murid berhambur keluar dari kelas mereka masing-masing, tak terkecuali Naya dan Juli yang juga berhambur keluar.

"Uhh laper banget," Ucap Naya mengekspresikan laparnya pada Juli.

"Iya nih, laper banget." jawab Juli ikut mengekspresikan laparnya. "Eh," Juli tiba-tiba menghentikan langkahnya. Naya spontan mengikuti Juli berhenti lantas menatapnya heran.

"Kenapa?"

"Kita kekelas Nanda yuk."

"Ayok." Naya langsung menggandeng Juli menuju kelas Nanda.

"Mau kemana kalian?" Tanya Nanda yang ternyata sudah berdiri di belakang Naya dan Juli.

Naya dan Juli hanya menanggapinya dengan ekspresi terkejut. Nanda menghampiri mereka lantas tersenyum manis ke arah mereka.

"Itu muka nggak usah kayak gitu, makin jelek tau," Kata Nanda sambil mencupit pipi kedua sahabatnya bersamaan. Naya dan Juli hanya bisa mengaduh lalu mengikuti Nanda yang sudah berjalan menjauh dari mereka.

Di kantin, mereka menghabiskan makanan pesanan mereka dengan obrolan-obrolan kecil yang menjadi teman makan mereka.

"Kalian tau nggak?", Nanda dan Juli menghentikan kegiatan mereka lalu mata mereka mengarah pada Naya yang sejak tadi menatap mereka dengan ekspresi antusiasnya.

"Enggak," Jawab Nanda dan Juli bersamaan lalu kembali menyantap makanan mereka lagi.

Naya memonyongkan bibirnya "Ya udah," Ucap Naya lalu meneruskan makannya. Kedua sahabatnya tak merespon sama sekali.

*************

Jevinaya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang