Rencana Gila

36 7 2
                                    

"Membantumu adalah pilihanku.
Dan lepas dari itu semua, aku tidak tahu apa yang akan terjadi."

Naya duduk sendiri di taman, matanya lurus menatap langit yang mulai kemerahan. "Indahnya," ucap Naya.

"Hei Nay. Lama ya nunggunnya?" Naya mengalihkan pandangannya ke arah Juli yang ternyata sudah berdiri di depannya.

"Enggak kok." Juli lalu mengambil posisi duduk disamping Naya. "Kenapa Jul?" Tanya Naya saat melihat wajah Juli yang sepertinya ada masalah di dalam sana.

"Gimana ya Nay aku ceritanya." Ucap Juli menatap Naya sekilas lalu kembali mengarahkan matanya ke langit indah sore itu.

"Soal apa emangnya?"

Juli menarik nafas dalam-dalam lantas menghembuskannya perlahan, "Kok aku ngerasa Jevin berubah ya Nay. Dia tu nggak kayak dia yang dulu waktu pertama kita bertemu. Emang kita bertemu karena keluarga aku sama keluarganya itu sudah menjodohkan kita, tapi aku lihat dia nggak ada masalah dengan semua itu dan sebaliknya denganku. Tapi setelah hampir 1 tahun kita bersama, makin kesini kok sikapnya makin berubah ya Nay." Ucap Juli menerawang sikap Jevin padanya.

"Berubahnya seperti apa Jul?"

"Contohnya aja kayak gini, dulu waktu kita baru pacaran, dia tu perhatian banget sama aku, apa yang aku makan, apa yang sedang aku kerjakan. Dia selalu memperhatiin semua itu, tapi sekarang dia cuek, ngobrol sama aku aja kalau ada perlunya."
Naya menatap Juli, ia bingung mau menjawab apa.

"Nay," Juli mengalihkan pandangannya lalu menatap Naya. " kamu mau bantu aku nggak?"

"Bantu apa?"

"Bantu aku selidikin si Jevin."

"Maksudnya gimana?"

"Ya kamu bantu aku selidiki si Jevin dengan memata-matainya gitu."

"Caranya gimana?"

Juli mengerutkan keningnya,
"Gini aja, kamu ikutin dia kemana aja dia pergi, mau nggak?"

"Kayaknya nggak bisa deh Jul. Kamu tau kan aku masih kesel sama pacar kamu itu."

"Ayolah Nay, demi aku."

"Nggak bisa Jul. Aku kalau ketemu Jevin tu bawaannya pengen nyakar mukanya. Jadi maaf ya Jul aku nggak bisa bantu kamu." Juli menatap Naya dengan ekspresi sedih.

"Kamu nggak kasihan sama aku Nay, Aku cinta banget sama dia Nay. Aku takut kehilangan Jevin. 7 hari aja Nay, kamu mata-matai dia cuma 7 hari aja kok Nay. Pliss Nay bantu aku, kali ini aja." Naya menatap sahabatnya yang sekarang sedang membujuknya. "Nay. Plisssss..."

"Yaudah deh aku bantu, tapi sebisa aku aja ya." Juli tersenyum bahagia mendengar jawaban Naya lantas memeluk Naya,

"Terima kasih ya Nay, kamu emang sahabat terbaikku."

******************

Jevinaya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang