Hari Ketiga:
"Waww.... Aku suka banget kamu ngajak aku kesini.," Naya berteriak senang dengan merentangkan tangannya sambil terus menatap area taman karnaval. Kemudian Naya menoleh ke arah Jevin dengan tersenyum bahagia, "tunggu apalagi, ayo masuk," Naya menarik tangan Jevin dan mengajaknya berlari memasuki Area taman karnaval.
"Kita naik itu ya," ucap Naya saat melihat keranjang cinta. Ia menoleh kearah Jevin yang menganggukkan kepalanya. Naya lagi-lagi tersenyum bahagia dan kemudian naik ke keranjang cinta, diikuti Jevin yang duduk didepannya.
Keranjang cinta mulai bergerak memutari lintasannya. Naya terus menampakkan ekspresi bahagianya dengan sesekali menatap ke bawah.
"Lihat itu Jev," Naya menunjuk kesalah satu area bermain, Jevin mengikuti arah telunjuk Naya. "Nanti kita kesana ya,"
"Aku senang saat melihatmu bahagia," ucap Jevin sambil menatap Naya.
Naya menolehkan kepalanya dan senyum dibibirnya seketika menghilang kala matanya menatap mata Jevin yang terlihat sedih. "Kamu kenapa?"
Jevin meraih tangan Naya lalu menggenggamnya, "aku senang melihatmu bahagia,"
Naya kemudian tersenyum dan sedikit memajukan kepalanya, "Terima kasih telah membuatku bahagia,"
Jevin kemudian mengecup tangan Naya dan meletakkannya didepan dadanya, lalu seulas senyum tercetak dibibirnya. "Aku sangat mencintaimu,"
Naya masih menatap Jevin tanpa mau membalas ucapan Jevin. Mulutnya tertutup rapat dan jantungnya lagi-lagi berdetak lebih cepat dari biasanya.
Naya segera memalingkan wajahnya, "cukup Naya, cukup" batin Naya terus menjerit memberi perintah untuk menghilangkan rasa yang ia rasakan saat ini. Ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Jevin dengan gugup, matanya tak lagi mampu ia arahkan ke Jevin.
Naya takut jika ia kembali menatap mata Jevin, rasa cintanya pada Jevin akan semakin bertambah dan untuk melupakannya, akan semakin membuatnya sakit.
Jevin mengerti dengan perubahan sikap Naya, ia kemudian memalingkan wajahnya untuk menatap suasana luar dari keranjang cinta.
Keranjang cinta berhenti, Naya langsung keluar dari sana, diikuti Jevin yang juga keluar. Kemudin mereka mulai berkeliling mencari area permainan yang menarik.
Mata Naya menangkap area permainan yang sangat menarik baginya. Ia kemudian mendekati area tersebut. Naya kemudian memberi isyarat dengan lima jarinya pada penjaga permaianan itu, dan penjaga itu mendekat dengan 5 buah gelang berukuran lumayan kecil tapi pas untuk masuk ke botol yang berjejer rapi di depan sana yang berjarak sekitar 1-2 meteran dari tempatnya berdiri.
Naya kemudian meyodorkan 1 gelang kepada Jevin. Jevin menatapnya bingung, "Aku tantang kamu untuk mendapatkan hadiah terbesar di area permainan ini, sanggup?" ucap Naya sambil menunjuk boneka panda paling besar.
"Sanggup," Jevin kemudian mengambil gelang dari Naya dan langsung mengambil ancang-ancang untuk melempar gelang ke arah botol.
"Masuk..," Jevin berteriak girang saat gelangnya berhasil masuk kedalam botol.
"Hei., jangan senang dulu." Naya bersedekap tangan sambil menyipitkan matanya menatap Jevin, lalu tangannya terangkat untuk memperlihatkan 4 gelang yang masih berada ditangannya, "masih ada 4 gelang untuk kamu masukkan kesana," lanjut Naya."Keciill," Jevin kemudian mengambil 4 gelang dari tangan Naya dan kembali mengambil ancang-ancang untuk melempar gelang tersebut.
Gelang kedua berhasil masuk dengan lancar, lalu gelang ke 3 dan 4 juga masuk dengan lancar dan terakhir gelang ke 5, Jevin mengambil ancang-ancang lagi untuk memasukkan gelang terakhir. Naya melihat semuanya dengan tangan mengatup didepan dadanya seperti memohon, matanya tak lepas menyaksikan Jevin yang mulai melempar gelang terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevinaya (TAMAT)
RomanceSebuah misi mengharuskan Naya untuk menerimanya. Mengikuti seseorang yang untuk saat ini ia benci. Misi yang membawanya kedalam masalah rumit. Misi yang merubah kehidupan cinta dan persahabatannya. Memisahkannya dengan semua impian dan keinginannya...