"Itulah awal dari semuanya yang terjadi pada aku dan kamu."
"Huaaaa.....," Naya menguap lebar-lebar saat cahaya matahari mulai masuk melalui celah-celah gorden kamarnya. Naya lantas berjalan ke kamar mandi dengan mata belum terbuka sempurna.
"Auuuuuuuuuu......" Mata Naya terbuka lebar dan bibirnya menjerit saat tubuhnya menabrak pintu kamar mandi yang masih tertutup. Tangannya mengusap-usap jidatnya yang tadi mengenai pintu.
"Siapa sih yang naruh pintu disini," Gerutu Naya tak jelas.
Naya hendak membuka gagang pintu, namun niatnya itu tertunda saat dering ponselnya berbunyi sangat nyaring."Huh, siapa lagi sih tu," Naya segera menghampiri tempat tidurnya dan mencari ponselnya dibali bantal dan selimutnya. Naya segera menekan tombol hijau di ponselnya,
"Halo,"
"Nayaaaaa," Naya sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya saat suara nyaring di seberang sana memanggil namanya lewat ponselnya itu.
"Ada apa Nan?"
"Nay, lupa ya. Hari ini kan kita di undang di acar ultahnya Juli. Kamu masih dimana Nay, 1 jam lagi acaranya mulai loh."
"Oh iya, aku lupa Nan. Aku siap-siap sekarang. Tungguin ya, kamu belum ke rumahnya Juli kan?"
"Belumlah, aku kan nunggu kamu."
"Sipp deh. Tunggunin ya, ntar akuke rumah kamu oke." Naya menutup teleponnya dan segera bersiap-siap.
Selang beberapa menit Naya keluar dari kamar mandi dengan dress pichnya. Ia segera menyisir rambutnya, ia sengaja tak membentuk rambutnya karena di kejar waktu. Tak lupa Naya me make up wajahnya senatural mungkin, dan mengambil tasnya dan tentunya kado untuk Juli.
Naya menghentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah Nanda. Ternyata Nanda sudah menunggunya di depan gerbang rumahnya."Ayo Nan,"
Nanda masuk mobil dan Naya langsung tancap gas kerumah Juli.
**********"Selamat ya Juli, semoga sehat selalu dan semua keinginanmu terkabul." Ucap Nanda sambil memeluk Juli setelah tiba di rumah Juli. Juli tersenyum bahagia, Naya pun mengucapkan selamat pada Juli lalu memeluknya.
"Makasih ya. Kalian memang sahabat terbaikku." mereka bertiga berpelukan.
"Oh ya, aku mau kenalin pacar aku sama kalian." Ucap Juli setelah melepas pelukannya.
Naya dan Nanda menampakkan ekspresi terkejut mereka dan itu membuat Juli tersenyum melihat ekspresi lebay mereka.
"Waaaaww., Kamu punya pacar? kok nggak cerita sih kalau udah punya pacar." Ucap Nanda dengan ekspresi lebay nya."Mana orangnya? Jadi penasaran." Timpal Naya sambil matanya celingukan mencari sosok yang akan dikenalkan pada mereka.
Juli ikut celingukan mencari pacarnya.
"Itu dia," Ucap Juli sambil menunjuk seseorang yang mulai berjalan ke arah mereka.Naya spontan membulatkan matanya. Ia kembali mengingat kejadian saat ia di tabrak orang yang membuatnya kesal malam itu. Naya mengamatinya lebih teliti.
Cowok itu pun menatap Naya sekilas."Ini pacar kamu Jul," Ucap Naya. Juli mengangguk lalu melingkarkan tangannya di lengan pacarnya.
"Kenalin Namanya Jevin. Dia ini kakak kelas kita lo, dia juga satu sekolah sama kita. Oh ya Jevin, kenalin ini sahabat aku, yang ini Naya dan yang ini Nanda." mereka saling berkenalan. Naya menatap pacar sahabatnya dengan ekspresi wajah kesal.
"Kenapa Nay,?" Juli bertanya pada Naya karena ia melihat ekspresi wajah Naya berubah saat ia memperkenalkan Jevin.
"Nggak papa kok Jul. Cuma inget orang gila yang pernah nabrak aku tapi malah nggak mau minta maaf saat lihat muka pacar kamu." Ucap Naya sambil melirik Jevin yang memelototkan matanya mendengar jawaban Naya.
"Emang kapan kejadiannya?" Tanya Nanda yang mulai kepo.
"Minggu kemaren. Waktu pulang dari taman trus aku jalan dan orang itu nabrak aku sampek aku jatuh ke aspal. Eh dianya malah balik ngomel mana nggak mau minta maaf lagi." Ucap Naya lagi dan lagi lagi matanya ia sengajakan melirik Jevin.
"Itukan emang elo yang salah." Ucap Jevin tiba-tiba. Dan itu membuat Juli dan Nanda spontan melihat ke arahnya. Naya hanya menatap malas pada Jevin.
"Kamu kenapa? Emang kamu yang nabrak Naya?" Tanya Juli pada Jevin.
"Bukan aku yang nabrak, tapi dia tu yang jalan nggak pake mata. " Jawab Jevin.
Naya hendak menjawab tapi dicegah oleh Nanda yang mulai berbicara.
"Udah-udah, yang pentingkan kalian nggak papa, masih sehat wal'afiatkan. Jadi nggak usah dimasalahinlah. Yang lalu biarlah berlalu." Ucap Nanda sok bijak.
Juli dan Naya tersenyum mendengar ucapan Nanda. Tapi itu tidak membuat Naya memaafkan Jevin begitu saja. Naya masih menatap Jevin kesal, begitupun sebaliknya.********************
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevinaya (TAMAT)
RomanceSebuah misi mengharuskan Naya untuk menerimanya. Mengikuti seseorang yang untuk saat ini ia benci. Misi yang membawanya kedalam masalah rumit. Misi yang merubah kehidupan cinta dan persahabatannya. Memisahkannya dengan semua impian dan keinginannya...