"Jul, tunggu," Naya berlari mengejar Juli yang terus berlari. Melihat Juli yang terus berlari menjauh darinya. Naya akhirnya menghentikan kakinya dan berbalik menuju rumahnya.
Naya langsung merebahkan tubuhnya. Lintasan-lintasan wajah Jevin mulai memenuhi isi otaknya. Naya segera mengusap-usap wajahnya untuk menghilangkan wajah Jevin dari bayangannya. "Efek kebanyakan ketemu Jevin nih kayaknya," gumam Naya lalu berdiri dan melangkah menuju kamar mandi untuk cuci muka.
*******
Seperti biasa, Naya dan Nanda menunggu Juli di depan gerbang rumah Juli. Tak lama, Juli keluar dari rumah.
"Hai Jul," ucap Naya sambil melambaikan tangannya. Juli hanya melihatnya sekilas tanpa menjawab sapaan dari Naya.
Nanda hanya menatap bingung pada Juli.
"Ayo Nan, kita berangkat." Ucap Juli sambil menggandeng Nanda tanpa menghiraukan keberadaan Naya. Nanda hanya ikut saja dengan ekspresi bingungnya.
Naya menatap Juli yang sudah berjalan menjauh darinya. "Ternyata dia masih marah" gumamnya lalu menyusul kedua sahabatnya itu.
"Jul, PR kamu udah selesai belum?" tanya Naya pada Juli saat sampai dikelas mereka. Juli seolah-oleh tidak mendengar pertanyaan dari Naya.
"Jess, kamu pindah ke tempat aku ya. Please." ucap Juli lalu di tanggapi anggukan oleh Jessika.
Juli pun pindah ke tempat duduk Jessika yang letaknya agak jauh dari tempat duduknya tadi. Naya menatap bingung pada tingkah Juli.
"Loh Jul, kok kamu pindah. Kenapa Jul?" Ucap Naya pada Juli. Juli tak menjawab pertanyaan Naya, ia malah menyibukkan diri dengan teman sebangku barunya. Naya terus menatap Juli yang aneh.
Pelajaran jam 1 hingga jam 4 berjalan lancar. Bel istirahat pun berbunyi. Juli keluar kelas tanpa mengajak Naya. Naya yang melihat kepergian Juli langsung mengejarnya.
"Jul, tunggu." Naya sedikit mengeraskan suaranya. Juli menghentikan langkahnya tanpa berbalik ke arah Naya. Naya berjalan mendekat ke Juli,
"Kamu kenapa sih Jul?"
Juli menatap malas pada Naya."Aku harap kamu intropeksi diri aja Nay." Naya memelototkan matanya mendengar kata-kata Juli yang berbeda dari biasanya. Juli kembali melangkahkan kakinya.
"Kamu cemburu sama aku kan." Juli kembali menghentikan langkahnya. Matanya tak mau ia tolehkan sedikitpun pada Naya. "Kamu cemburu sama aku karena aku kemaren pulang di anterin sama Jevin kan." Ucap Naya yang sudah berdiri di samping Juli.
Juli tak menjawab sepatah katapun.
"Semua yang kamu pikirkan itu nggak bener Jul. Aku sama Jevin nggak ada apa-apa. Kamu percaya sama aku kan Jul." Naya memegang tangan Juli dan langsung di hempas oleh Juli.
"Aku nggak tau Nay. Aku harus percaya sama kamu atau nggak." Juli langsung berlari setelah mengucapkan kata-kata itu. Naya hanya menatap Juli yang sudah hilang di belokan lorong sekolah.
**********
Di tempat lain, Jevin berdiri mematung mendengar percakapan singkat Juli dan Naya. Jevin merasa bersalah dengan kejadian ini. Ia merasa semua ini terjadi karenanya. Matanya lalu mengikuti Juli yang berlari melewatinya.
Gadis itu, gadis yang statusnya miliknya tapi hatinya malah tak menginginkannya. Dan hatinya terang-terangan malah menginginkan Naya menjadi pemiliknya. Jevin telah Jatuh cinta pada Naya. Perasaan yang tak diinginkan Jevin. Kenapa harus Naya?. Ia sudah tahu ia jatuh cinta pada Naya sejak pertama kali ia bertemu pada Naya, bukannya menjauh, Jevin malah terus mendekat pada Naya, sahabat pacarnya. Seharusnya ia tak se egois ini. Ia mempertahankan Juli tanpa mau memilikinya. Jevin merasa seperti manusia paling jahat di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevinaya (TAMAT)
RomanceSebuah misi mengharuskan Naya untuk menerimanya. Mengikuti seseorang yang untuk saat ini ia benci. Misi yang membawanya kedalam masalah rumit. Misi yang merubah kehidupan cinta dan persahabatannya. Memisahkannya dengan semua impian dan keinginannya...