5 Tahun Tanpamu

29 3 2
                                    

"Tarombang ambing karena cintaku padamu,
Cintaku padamu yang tak akan pernah berkurang sedikutpun
walaupun aku sendiri berusaha menghilangkannya."




Derap langkah kaki mulai terdengar mengisi lorong kecil sebuah perusahaan besar, lorong yang menghubungkannya dengan sebuah lift yang hanya dikhususkan untuk sang penguasa perusahaan.

Dengan jas hitam dan kemeja putih di dalamnya, dipadukan dengan celana kain yang senada warnanya, tampak pas melekat di tubuh atletis seorang Jevin yang sekarang ini sedang menunggu lift terbuka. Matanya, wajahnya dan semua yang ada di dirinya terlihat sangat sempurna.

Jevin, laki-laki itu kini telah menjadi seorang Bos perusahaan dengan wajah tampan yang hampir di gilai semua wanita. Hanya dengan tatapannya saja pun, wanita akan luluh dihadapannya.

Jevin keluar dari lift dan langsung disambut oleh para karyawannya, ia pun sesekali tersenyum menanggapi sapaan karyawannya.

"Maaf Pak, Ada seorang wanita sedang menunggu anda." Kata sekretaris Jevin yang saat itu tengah menghadang langkah Jevin dengan sopan.

"Sepagi ini. Siapa?"

"Bu Nanda. Dia sudah menunggu Bapak kurang lebih setengah jam yang lalu."

"Baiklah. Saya akan menemuinya." Ucap Jevin lalu meninggalkan sekretarisnya.

Jevin membuka handle pintu, dan benar, di sofanya, yang ia khususkan untuk sekedar bersantai, telah duduk manis disana.

Nanda, gadis itu kini juga sudah bermetamorfosa menjadi gadis dewasa yang begitu cantik dengan polesan make up sederhananya tapi menggambarkan kesan keanggunan dari dalam dirinya ditambah dengan blezer peachnya dengan perpaduan rok ketat selututnya yang berwarna senada. Nanda beranjak dari duduknya dan menghampiri Jevin.

"Hei Kawan." sapa Jevin lalu menghampiri Nanda dan memeluknya. "Ada perlu apa, tidak biasanya sepagi ini kamu datang ke kantorku?"

Nanda melepaskan pelukannya lantas mulai menjawab pertanyaan Jevin, "Nggak ada masalah penting sih sebenarnya. Cuma mau ngecek sahabatku aja."

"Untuk apa?" Jevin mengernyitkan dahinya saat mendengar jawaban Nanda.

"Untuk keadaan kamu selama aku pergi. Dan kelihatannya kamu masih sama kayak 5 tahun yang lalu."

"Kayaknya kamu pergi cuma 1 bulan deh, kenapa jadi 5 tahun?"

"Mau aku pergi seminggu, sehari ataupun sedetik, keadaannya pasti masih sama, nggak ada bedanya,"

Nanda mengelilingkan matanya meneliti setiap inci diri Jevin, "mungkin kamu kelihatan baik-baik aja, tapi hati kamu masih berantakan kayak 5 tahun lalu. Iya kan?"

Jevin mengernyitkan keningnya, "sok tahu,"

Lalu mereka saling tertawa, "udahlah nggak perlu bohong, kelihatan banget kalo lagi bohong."

"Dasar cewek aneh,"

**********

Jevin menatap kosong pemandangan indah kota lewat jendela kantornya yang terletak di lantai paling atas dari gedung elite miliknya. Dua tangannya sengaja ia sembunyikan di balik dua saku di masing -masing pahanya.

Memorinya kembali berputar 5 tahun lalu, wajah gadis itu, Naya, tak pernah lepas dari ingatannya. Walaupun Jevin berusaha melupakannya dengan cara apapun, tapi seakan takdir tak akan mengijinkan hal itu terjadi.

Hatinya kembali terasa sesak saat perkataan Naya kembali terulang dalam ingatannya, "Please, balik sama Juli." seketika dadanya terasa semakin sesak seakan oksigen tak lagi ada di dalam sana.

Hanya Naya yang ada di hati maupun otaknya, Naya, selamanya hanya Naya.

*************

Jevinaya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang