Misi Hari Keempat

26 3 1
                                    

"Berbohong karena permintaannya.
Dan ini bukan yang ku mau."

"Nay, gimana Misi kamu?" Tanya Nanda saat mereka menunggu Juli di depan rumah Juli.

Naya menatap Nanda ragu,
"Nanti aja aku ceritain sama kamu. Jangan sekarang, soalnya ini rahasia oke." Jawab Naya berbisik. Nanda hanya mengangguk pada Naya.

"Hai sahabat-sahabat terbaikku. Lama ya nunggunya, maaf ya." ucap Juli yang baru keluar dari pagar rumahnya. Naya dan Nanda spontan berbalik badan ke Juli.

"Lama banget."  ucap Nanda.

"Ya maaf, soalnya masih ada tante aku di dalem."

"Oh gitu, berangkat sekarang yuk. Takut telat." Ucap Naya kemudian.

"Ayok." jawab Juli dan Nanda bersamaan.

Mereka berangkat bersama seperti biasa, dan canda tawa pun tak lepas dari kebersamaan mereka.

*************

Bel pulang berbunyi. Naya, Juli dan Nanda berjalan beriringan menuju gerbang sekolah. Sekilas Juli melihat Jevin masuk kedalam mobilnya.

"Nay itu Jevin, kamu ikutin dia ya." Ucap Juli tiba-tiba dan Naya hanya menatapnya malas. Juli langsung keluar dari gerbang sekolah dan menghetikan taxi yang kebetulan lewat saat dibutuhkan.
Juli menarik Naya masuk ke dalam taxi.

"Pak ikuti mobil di depan itu." ucap Juli pada sopir itu. "Good luck ya Nay," Lanjut Juli dan memberi semangat pada Naya.

Taxi pun melaju meninggalkan Juli yang menatap taxi yang mulai menjauh.

"Jul, kamu kenapa nyuruh Naya ngelakuin semua ini sih?" Tanya Nanda tiba-tiba.

"Aku cuma pengen tau Jevin masih cinta sama aku apa nggak. Dan mungkin dengan meminta Naya mengikuti Jevin, aku akan tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ada di otakku."

**********

"Mbak, mobilnya udah berhenti. Mbak mau turun disini apa mau nunggu mobil itu?" tanya sopit taxi. Naya menatap sekilas tempat yang ia datangi saat ini.

"Saya turun di sini saja pak. Ini." ucap Naya sambil memberikan beberapa uang pada sopir taxi.

Naya segera turun dari taxi dan mengikuti Jevin yang masuk ke dalam restoran. "Restoran ini lagi," gumam Naya.

Naya masuk kedalam dan mencari keberadaan Jevin. Ia melihat Jevin duduk di pojok sana, Naya pun memilih duduk jauh dari Jevin tapi masih bisa mengawasi si Jevin.

Naya sengaja menutup wajahnya dengan majalah yang pura-pura ia baca tapi matanya terus mengintip Jevin.

"Ini," Naya mengalihkan pandangannya sejenak pada pelayan yang datang membawa pesanannya. Naya tersenyum dan mengambil pesanan itu.

Lalu matanya kembali mengintip Jevin, seketika matanya membulat saat mengetahui Jevin tak ada di tempatnya. 

Naya langsung menutup majalahnya dan alangkah kagetnya Naya saat ia tahu ternyata Jevin sudah duduk di kursi depannya.

"Kenapa, kaget ya." Ucap Jevin sambil senyum-senyum nggak jelas.
Naya hanya menatap Jevin kesal.
"Udah nggak usah di kayak gituin mukanya. Tambah jelek kalau muka lo kayak gitu."

Naya tak menanggapi omongan Jevin. Matanya sengaja ia arahkan ke suasana restoran yang mulai ramai.
"Kamu sering ke restoran ini ya." Ucap Naya tiba-tiba tanpa melihat Jevin sedikit pun.

Jevin yang mendengar ucapan Naya, spontan menatap gadis yang ada di depannya itu. Cantik, itulah yang terlintas di otak Jevin saat itu. Ia segera mengalihkan pandangannya.
"Eh, iya."

Jevinaya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang