Chapter 6 -Pemikiran Sasuke-

6.4K 666 61
                                    

Disclaimer : Kishimoto Masashi
Warn : Fem!Naru, Typo, OOC, OC—etc
Pair SasuFemNaru
Genre : Adventure—etc
Rate M

Chapter 6 —Pemikiran Sasuke—
Flexy7-Octvlss

Selamat membaca!

---

Berbaring di bawah sinar matahari ditemani sepoi angin. Sejujurnya, bukan hobi seorang Uchiha Sasuke. Dia lebih memilih berlatih di belakang rumahnya dimana Naruto sedang menunggunya.

Namun pilihan itu ia urungkan. Dirinya ingin berpikiran jernih. Saat dimana dia ingin bersikap layaknya Uchiha pada umumnya, Naruto justru membuatnya keluar dari sifat itu. Seolah memaksanya berlutut di depan pesona sang Uzumaki.

Ya, Sasuke tidak menginginkan hal itu. Dia ingin memikirkan masa depan. Juga dirinya harus merencarakan mulai dari sekarang agar semuanya matang dan sesuai rencana.

Lalu ingatannya berlabuh pada kejadian dua minggu lalu. Perebutan lonceng dari Kakashi. Sasuke menegakkan tubuhnya, lututnya menekuk, kedua tangannya di letakan di atas. Seharusnya Naruto yang terikat! Bukan Sakura yang akhirnya dia suapi kemudian lulus dan tim tujuh resmi telah terbentuk.

Meskipun tak bisa Sasuke pungkiri, dirinya sedikit merasa terhibur saat Naruto menatapnya saat sedang menyuapi Sakura dengan pandangan, terluka.

Cemburu, eh?

Sebenarnya, bukan maksud menyakiti. Hanya saja itu merupakan kebiasaan terbarunya. Melihat berbagai macam ekspresi unik Naruto. Bukan berarti dirinya menyukai menyuapi Sakura, sama sekali tidak.

Sehari setelahnya, Sasuke melihat Naruto sedang di traktir Kiba makan di kedai ramen. Lelaki Uchiha itu melihat dengan mata kepala sendiri jika kedua mata biru sang gadis berbinar seperti menonton kembang api festival. Dengan wajah bersemangatnya, Kiba menarik Naruto keluar kedai, lalu mendatangi kedai dago dan kembali makan bersama.

Sementara dirinya sendiri menunggu dirumah meminta makan.

Seolah dunia hanya milik mereka. Sasuke membatin seakan tidak perduli. Namun Uchiha terakhir itu justru mengikuti keduanya hingga malam.

Sasuke mengetahui Kiba memaksudkan hal ini adalah kencan. Dan Naruto terlalu bodoh untuk mengetahui itu. Sandaime Hokage memerintahkan agar tim tujuh beristirahat setelah keberhasilan misi mereka yang ke delapan dalam satu hari. Sasuke tahu, itu berlebihan. Dalam kehidupan sebelumnya, di hari pertama mereka hanya sanggup melaksanakan dua misi. Itupun masih di bantu Kakashi. Namun karena Naruto ingin menyelesaikan banyak misi agar mendapatkan uang berlebih bagi keperluan wanitanya, maka Sasuke hanya bisa mengalah.

Ugh. Perempuan~

Di sepanjang hari pertama itu, Sasuke banyak mendengus. Melihat Naruto yang terjatuh dalam selokan—dia mendengus. Melihat Naruto mengeluarkan banyak kagebunshin untuk membajak sawah—melihat Naruto di cakar Tora, di puji cantik oleh petani—aah, masih ada empat lagi. Dan Sasuke tidak ada niatan untuk mengingatnya!

Dan hari itu Sasuke habiskan dengan rasa kesal. Kenapaa setiap orang memandang Naruto begitu? Kemana pandangan menjijikan takut sekaligus benci yang di layangkan penduduk desa dulu?

Sasuke baru ingat.

Jika dulu dirinya di puja-puja, Naruto justru berkebalikan dengannya. Tetapi, gadis itu, mampu memberikan senyum sehangat mentari, sesuci melati, secerah gigi guru Gai.

Become A Great Shinobi *🐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang