Chapter 20 -Amarah-

3.4K 409 89
                                    

Pernahkah kamu merasa, saat membuka mata dan indra bereaksi menemukan sesuatu yang harum?

Sesuatu yang mengundang para parasit menari di dalam perut?

Pernahkah kamu merasa, ketika melangkahkan kaki keluar kamar dan mendapati seorang yang seharusnya menghiasi dapur kini seperti udara?

Bening, tembus pandang dan tidak terlihat?

Dia tidak ada.

Lelaki dalam ruangan hampa itu hanya berdecih sebelum melangkah keluar, menenangkan perasaan yang berteriak melebihi pikirannya.

Hatinya menyangkal kejadian lalu.

***

Disclaimer : Masashi Kishimoto
WARN : Oc, OOC, Canon,Typo, Fem!Naru, Fem!Haku, SasufemNaru, Genderswitch.
Genre : Adventure, Action, Romance.
Pair :  SasuFemNaru
Rate : M

Be A Great Shinobi
Chapter 20 —Amarah—

– Octvlss

Selamat membaca!
——————————————————————

Training Ground Tim 7

Suasana di padang rumput terasa menyesakkan. Para roki hanya bisa menahan nafas ketika bertatapan mata satu sama lain.

“A-aku—bahkan masih ingat bau darahnya!” Kiba menutup wajahnya histeris. Bayangan tentang genangan darah milik Naruto ketika Invasi Suna-Oto kemarin terlintas secara mengerikan di kepalanya.

Neji ikut termenung, “Aliran cakranya yang perlahan menghilang, itu terlihat begitu asli.” Gumamnya.

Para roki perempuan hanya menundukkan kepala, kematian orang yang di kenalnya menjadi suatu pukulan tersendiri dan memenjarakan pikiran mereka. Menyempitkan pandangan.

Namun kemuraman itu segera berhenti ketika satu objek muncul dengan aura gelap. “Sebagai ketua Tim 7, aku menolak keberadaan kalian di tempat ini.”

Ino—yang semula mulai berekspresi cerah merubah rautnya dalam sekejap. “Sasuke—“

“Eh?! Ketua katamu?!” Kiba menceletuk. Mendadak suasana semakin suram.

Dan Sasuke pun balas mendelik. “Apa maksudmu?” tanyanya dengan nada biasa. Tetapi semua tahu, ada kemarahan yang menari di bola matanya.

“Ketua katamu? Ketua?! Ketua seperti apa yang membiarkan rekannya mati?” teriak pria bertato segitiga di wajah itu.

Tidak ada satupun yang bersuara. Hinata, Tenten menangis. Ino, Sakura memalingkan wajah dengan raut sedih. Sedang sisanya hanya menahan amarah.

Marah kepada diri sendiri yang tidak bisa membantu dan mengantisipasi serangan itu.

Neji membuang wajah. “Jika saja Uchiha tidak memancing Naruto untuk marah dan musuh memulai invasi, mungkin anak itu masih di sini. Berkumpul dengan kita.” Sahutnya menyalahkan Sasuke. Tetapi jauh dari dalam hatinya, ia cukup kecewa dengan kemampuannya. Kenapa telat bereaksi setelah menyadari serangan itu datang.

Become A Great Shinobi *🐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang