6

2.2K 274 47
                                    

nita: vomment ya reader tersayangku :)

-oo-




Seokjin duduk sambil memegangi dada kirinya yang terasa nyeri. Seorang dokter muda cantik segera menyodorkan sebutir pil putih dan segelas air mineral pada Seokjin. Pemuda jangkung itu langsung menelan pilnya dan meminum air yang diberikan.

Setelah beberapa saat, Seokjin merasakan rasa nyerinya mulai berkurang.

Dokter muda cantik yang kini duduk dihadapannya menatap Seokjin dengan wajah cemas, "sudah berapa kali kamu merasa nyeri seperti ini, Jin?"

"hampir setiap hari, dokter Solar" jawab Seokjin.

"kamu harus segera ke rumah sakit. jangan terlalu sering mengonsumsi obat perada nyeri dada seperti ini" nasehat Solar sambil menyita botol obat kosong di depan Jin.

"aku cuma nervous sebelum syuting, dokter" elak Seokjin.

"ya, tapi ini gejala stage fright yang kamu alami sejak dua tahun lalu. Kamu pernah beberapa kali pingsan saat rehearsal drama di auditorium. aku takut gejala ini makin parah karena kamu tambah stress setelah menjadi aktor film", jelas Solar.

"aku baik-baik saja, dokter Solar. beri saja aku resep obat pereda nyeri lagi. setelah syuting filmku selesai, aku janji akan ke rumah sakit, oke?" pinta Seokjin dengan wajah memohon.

Solar mendesah gusar. "ini terakhir kalinya aku mau memberimu resep".

"terima kasih, Solar" jawab Seokjin sambil tersenyum manis.

"makanlah yang teratur. kamu terlihat makin kurus" ucap Solar sambil menuliskan resep.

"sejak kita putus, tak ada lagi yang berani mengingatkanku makan. bahkan manager baruku tak pernah menarikku ke restoran steak seperti yang pernah kamu lakukan dulu" balas Seokjin sambil menatap dokter cantik dihadapannya.

"manajermu ketakutan karena muka galakmu" cerca Solar sambil menyodorkan resep obat pada Seokjin. "dan lagi kamu tahu alasan kenapa kita putus. jangan membual denganku. dasar mahasiswa playboy~".

"memang apa alasan kita harus putus? aku tak ingat" canda Seokjin.

Solar menunjuk wajah Seokjin dengan bolpoin ditangan kanannya, "karena aku tak pernah menjadi bagian dalam mimpimu. hanya ada satu nama perempuan yang sering kamu sebut setiap kali aku melihatmu mengigau".

Seokjin memegang pergelangan tangan kanan Solar, "mungkin kita harus bersama lagi lebih lama supaya aku bisa memimpikanmu".

"lepaskan tanganku, playboy!" Solar menepis tangan Seokjin. "aku tak mau menghabiskan waktuku dengan mahasiswa terpopuler di kampus ini lagi. aku lelah bermain-main, sudah saatnya aku memikirkan rencana pernikahanku".

"kapan kamu menikah, dokter?" tanya Seokjin penasaran.

"kenapa? aku tak mengundangmu. aku tak mau kamu membawaku kabur dari altar pernikahan" canda Solar.

Seokjin tertawa mendengar lelucon Solar. "dokter, aku pasti akan datang dengan membawa perempuan yang tak kalah cantik denganmu, ya... meskipun sulit untuk mencari perempuan yang bisa mengalahkan kecantikanmu".

"cari saja perempuan yang sering kamu sebut dalam mimpi itu" celetuk Solar.

.

Jungkook mendorong pintu ruang kesehatan dan melihat dokter Solar sedang mengobrol dengan Seokjin.

"dokter, bisa tolong gadis ini?" tanya Jungkook yang masih menggendong Jihyo.

"Jungkook, bawa gadis itu ke dalam" Solar segera berdiri dan mengambil kotak p3k-nya. "Jin, tolong ambilkan air minum untuk gadis itu"

Roommates [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang