Jungkook mengajak Jimin bicara di halaman belakang rumah. keduanya duduk di kursi kayu panjang.
Jimin mulai bicara, "aku mungkin tak akan kembali ke agensi setelah masa hukuman kita selesai. aku tak berminat jadi penyanyi idola. aku lebih senang menari seperti taemin saem".
"ini terlalu mendadak. lalu kenapa selama ini kamu bertahan training denganku?" tanya Jungkook.
"aku yakin kamu tahu kenapa. bukankah Kai sudah memberitahumu saat mengantarku pulang kemarin" jawab Jimin.
Jungkook menghela nafas berat. "Jimin, aku diam saja selama ini karena aku tak ingin melukai perasaanmu. kamu tahu kalau aku tak bisa menawarkan apapun padamu kecuali persahabatan kita sampai mati".
"sejak kapan kamu tahu?" Jimin tak menyangka sahabatnya itu tetap tenang menghadapinya.
"apa pentingnya aku katakan sekarang, hm?" tanya Jungkook sambil tersenyum.
.
sebersit kenangan hinggap di pikiran Jungkook saat dulu Jimin dibully sekelompok murid senior sma karena diduga menyukai sesama jenis. Semua orang di sekolah begitu risih melihat Jimin yang begitu berbakat dalam balet dan cuma peduli pada Jungkook saja saat pelajaran.
Beberapa teman Jungkook mengatakan bahwa mereka pernah melihat Jimin menulis dan menempelkan foto Jungkook pada buku diary di atap sekolah saat istirahat. Hanya Jungkook yang tak menghiraukan ucapan semua orang untuk berhati-hati pada Jimin yang diduga menyukainya.Sejak sekolah bersama dari sd, Jungkook memang menganggap Jimin sebagai saudaranya yang terbaik serta sahabatnya. Jungkook tetap berteman dengan Jimin bahkan membelanya dengan menghajar sekelompok senior yang membully sahabatnya itu.
Jungkook pernah tak sengaja melihat isi buku diary itu saat Jimin menjatuhkan tasnya karena mencari baju ganti untuk ekskul balet. Dari situlah Jungkook paham bahwa Jimin memang menyukainya lebih dari sekedar sahabat. Jungkook memutuskan untuk diam dan mengembalikan buku diary itu serta melupakan pernah membacanya.
Ingatan Jungkook lalu berputar saat ia dihajar oleh Kai di depan ruang UGD karena membiarkan Jimin di bully oleh kakak kelas.
Jimin saat itu perlu pertolongan medis karena ditemukan Kai pingsan di toilet siswa dengan tubuh basah.
Jungkook yang mendengarnya saat itu langsung berlari ke rumah sakit dan mendapati Kai memandangnya dengan wajah penuh amarah.
"aku melihatmu waktu kamu membaca buku harian Jimin yang jatuh dari tasnya" ucap Kai dengan nada geram. "kamu diam saja meskipun tahu dia menyukaimu~ dasar bodoh! Jimin ketakutan mengakui dirinya menyukaimu kepadaku setiap malam"
Jungkook hanya mengerang kesakitan karena bibirnya terluka terkena tonjokan Kai.
"jangan melukai Jimin kalau tak ingin kubunuh!" Kai mencengkeram kerah baju Jungkook.
Jungkook mendorong tubuh Kai dan menonjok pipi pemuda itu. "kamu salah paham!"
"jangan banyak bicara!" Kai hampir membalas tonjokan Jungkook tapi pemuda itu bisa berkelit.
"aku menyayangi Jimin seperti saudaraku sendiri" Jungkook mencoba beralasan.
"Jimin bukan saudaramu. dia saudaraku dari satu panti asuhan" sergah Kai sambil memegangi pipinya yang berdarah.
Dua orang satpam rumah sakit menghampiri Jungkook dan Kai. Mereka diseret ke luar. Jungkook dan Kai duduk di tepi trotoar di depan rumah sakit dengan wajah memar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommates [✔]
FanfictionJihyo dan Jungkook tinggal seatap dengan mimpi yang berbeda.