"You have a gift, Jack. You see people."
"I see you."
"And?"
"You wouldn't have jumped."
Jam sepuluh lewat dan yang belum terlelap di rumah ini adalah aku dan suamiku yang tengah duduk di ujung sofa panjang tempatku berbaring. Sementara aku menyaksikan film tengah malam—Titanic—di televisi, priaku di sana sibuk menggambar sesuatu pada selembar kertas gambar Jeongsan yang menganggur di atas meja.
Sesekali aku menggodanya saat jeda iklan. Membiarkan jemari kakiku menggelitik bagian tubuhnya atasnya yang tidak tertutupi oleh selembar kaus. Menggoda sang manajer yang begitu tampan setiap kali ia menghias wajah seriusnya dengan kacamata.
"Ya! Junmi, hentikan!"
"Gambar apa, sih? Serius amat."
"Nanti kuperlihatkan kalau sudah selesai." Dia menyingkirkan kakiku yang masih berusaha untuk menggelitik pinggangnya di sana.
Tangan kanannya tampak sibuk membuat garis, kemudian mengarsir. Ada saat dia mengangkat buku di pangkuannya, sekadar mengecek seperti apa gambarnya sejauh ini. Dan, aku masih tidak tahu dia menggambar apa.
Omong-omong ..., aku baru menyadari bahwa ...
"Kau seperti Jack Dawson."
"Uh?" Jungkook menyeret pandangannya ke arahku. "Siapa?"
"Jack Dawson. Jack yang di Titanic." Aku menunjuk televisi.
Dia menengok ke arah yang aku tunjuk. "Ooh, ya, aku memang seperti Jack Dawson. Tampan, seksi, pandai menggambar, dan keren."
Aku menggelitik pinggangnya lagi.
Menyebalkan!
***
Beberapa puluh menit berlalu. Jungkook sudah tidak memangku buku gambar dan ikut memirsa Titanic. Sesekali kami saling melontarkan komentar perihal film yang telah kami tonton—mungkin—belasan kali.
"Kalau ini bukan film, menurutmu Jack tidak akan mengambil kalung mahal dan beberapa ikat uang dari brankas Rose, hm?" Jungkook berkomentar begitu adegan Rose memperlihat kalung "Heart of The Ocean" yang diberikan Tuan Hockley padanya.
"Entahlah. Mungkin dia tidak akan mengambil kalung, tapi seikat uang, bisa jadi," jawabku tanpa mengalihkan pandangan.
"Seikat itu sedikit. Dua sampai tiga ikat itu baru cukup."
"Terlalu kentara kalau sebanyak itu."
Jungkook tidak menanggapi ucapanku lagi. Berdua kembali fokus menikmati adu acting antara Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet hingga ... menjelang salah satu adegan "penting" di dalam film ini terlihat di layar.
"Jack, I want you to draw me like one of your French girls ... wearing this."
"Alright."
"Wearing only this."
"Wooo," Jungkook bergumam.
"Dasar mesum."
"Tidak usah jaim. Aku tahu kau juga menunggu-nunggu adegan ini."
Aku menggelitik pinggangnya dengan kaki untuk kesekian kalinya. Dia ini, bicaranya terang-terangan sekali. Dasar!
"Ya!"
"Apa?" Aku menyahut tanpa mengalihkan pandangan. Sepasang mata indah Leonardo DiCaprio terlalu indah untuk diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]
Fanfiction#75 dalam FANFICTION - 20170930 Season ketiga dari kumpulan cerita yang ringan dan manis tentang keluarga kecil kamu dengan Jeon Jungkook dan anak-anak kalian--Jeon Taya, Jeon Jeongsan, dan Jeon Jungwoo