Sekarang hari Kamis, bukan Jumat. Sengaja di-post lebih cepat karena besok saya mau pulkam. Ga ada sinyal Tr* di kampung saya.
.
.
.Jeon<3 : Nanti makan siang sama-sama, ya.
Me : Boleh. Kebetulan sekarang aku ada di butik bersama Jungwoo. Nanti aku akan jemput Jeongsan.
Jeon<3 : Oke. Mau makan di mana?
Me : Entahlah. Maumu di mana?
Jeon<3 : Di tempat yang biasa saja.
Me : Oke. Nanti kukabari.
Jeon<3 : Oke. See you. <3
Jam tangan pemberian Jungkook yang melingkar manis di pergelanganku telah memperlihatkan pukul 11.50. Sekitar sepuluh menit lagi priaku akan istirahat. Karena itu, buru-buru kuhitung jumlah pakaian yang akan kupesan melalui Ara Eonni untuk kukirimkan pada pelanggan online shop-ku.
"Totalnya ada 18 potong pakaian, Eonni. Label, warna, dan ukurannya sudah kurincikan di sini." Aku menyerahkan selembar kertas dan sebuah amplop pada kakak perempuan yang duduk berhadapan denganku. "Sekalian dengan keuntungan dari penjualan minggu lalu."
"Oke."
"Ya, sudah. Aku pamit dulu, Eonni. Mau menjemput Jeongsan sekalian makan siang dengan Appa-nya anak-anak." Aku berdiri dari dudukku.
"Ah, begitu. Ya, sudah. Salam untuk, Jungkook, ya."
"Oke."
Aku dan Jungwoo mengendarai taksi menuju sebuah rumah makan yang tidak jauh dari kantor Jungkook. Namun, sebelumnya kami mampir untuk menjemput Jeongsan. Aku berdiri di dekat gerbang bersama Jungwoo, menunggu Jeongsan keluar. Tidak butuh waktu lama, aku mendengar Jungwoo berteriak, "Jongchan Hyung!"
Putraku berjalan menunduk beberapa meter di kejauhan sana. Hanya perasaanku saja atau memang dia tampak lesu. Apa terjadi sesuatu?
"Ya! Kau tidak apa-apa?" Aku bertanya.
Masih dengan kepala menunduk, Jeongsan menggeleng.
Sejujurnya aku penasaran mengapa Jeongsan-ku tampak muram siang ini. Namun, aku tidak mau bertanya lebih jauh. Mungkin memang terjadi sesuatu, tetapi dia belum siap menceritakannya padaku. Baiklah, akan aku tunggu sampai dia mau menceritakan sendiri.
Sayangnya, aku tidak bisa menunggu lebih lama begitu di dalam taksi, aku melihat ada luka menghiasi pipinya.
"Ya! Jeongsan berkelahi di sekolah?"
Jeongsan menggeleng.
"Lalu, kenapa ada luka di pipi Jeongsan? Jeongsan jatuh?"
Dia menggeleng lagi.
"Terus kenapa? Apa yang terjadi?"
Namun, Jeongsan-ku memilih untuk tetap membungkam mulutnya. Entah bagaimana jadinya kalau ayahnya yang melihat luka itu.
***
-JK'S POV-
Aku masuk ke sebuah restoran tempat kita biasa makan siang bersama. Di sebelah kanan dekat dinding, aku melihatmu bersama anak-anak. Dua porsi jjajangmyeon dan dua porsi ayam goreng berada di atas meja.
"Maaf sedikit terlambat," ujarku, kemudian duduk di sebelah Jeongsan. "Tadi Direktur Bang meminta bertemu."
"Tidak apa," sahutmu. "Dimakan. Aku sudah pesankan jjajangmyeon."
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]
Fanfiction#75 dalam FANFICTION - 20170930 Season ketiga dari kumpulan cerita yang ringan dan manis tentang keluarga kecil kamu dengan Jeon Jungkook dan anak-anak kalian--Jeon Taya, Jeon Jeongsan, dan Jeon Jungwoo