"Ya! Ya! Pelan-pelan, Jungwoo!"
Hari Minggu pagi, seperti biasa aku memandikan mobilku di halaman depan. Tidak ada siapa-siapa yang membantuku pagi ini sebab Jeongsan terlalu sibuk mengendarai sepeda barunya mengitari halaman. Jeon kecilku, Jungwoo, pun tak mau kalah. Dia masuk ke rumah untuk mengeluarkan skuter mini miliknya. Dan sekarang, masih karena alasan tidak mau kalah, dia mengejar-ngejar Jeongsan menggunakan skuternya.
"Jongchan Hyung!"
"Ya! Jeongsan, pelan-pelan. Jungwoo tidak bisa mengejarmu."
Alih-alih mengindahkan ucapanku, Jeongsan malah terlihat sengaja memancing adiknya agar mengejarnya. Kaki kanan Jungwoo sibuk mengayun cepat agar laju skuternya meningkat.
"Jungwoo, pelan-pelan!"
"Jongchan Hyung, Appa!"
Hah, dasar anak laki-laki.
Aku kembali mengelap sisi mobilku usai mengecek situasi. Jungwoo sudah lumayan bisa menguasai skuter mininya jadi kupikir tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku akan mengawasinya sebentar lagi.
"Jongchan Hyung! Jongchan Hyung! Jongchan Hyung! Appa, Jongchan Hyung!"
Pekerjaanku terinterupsi oleh teriakan Jungwoo. Aku menoleh ke sumber suara, mendapati bocah tiga tahun itu berdiri di dekat pagar. Jeongsan sudah tidak terlihat di halaman. Pasti dia bersepeda di sekitar jalan di depan rumah, mungkin pergi memanggil teman sekolahnya yang tinggal di dekat sini untuk bermain bersama. Aish! Anak itu.
"Appa, Jongchan Hyung!" Jungwoo menunjuk-nunjuk ke depan pagar. Kutahu dia ingin keluar, tapi tidak berani sendiri.
Aku menghampiri Jungwoo, berjongkok begitu aku tiba di hadapannya. "Ya! Jungwoo main di halaman saja, ya? Jeongsan Hyung main dengan temannya."
Memasang wajah memelas, Jungwoo menggumam, "Mau Jongchan Hyung! Mau Jongchan Hyung!"
"Jeongsan Hyung pergi main."
"Mau Jongchan Hyung."
Aku menghela napas. Kalau kuturuti keinginannya, pekerjaanku mencuci mobil tidak akan selesai. "Jungwoo main di dalam rumah saja, ya?"
"Jongchan Hyung?"
"Nanti Jeongsan Hyung main dengan Jungwoo kalau dia sudah pulang."
Jungwoo tidak membalas ucapanku, tapi wajah memelas itu masih terlihat. Aku lekas menggendongnya sebelum dia macam-macam, membawanya masuk ke rumah.
"Permisi!"
Baru beberapa langkah menjauh dari pagar, aku mendengar suara berat di belakang. Aku membalik badan. Seorang pria tampan yang mengenakan kaus hitam lengan panjang dan celana jin berwarna senada, berdiri di ambang pintu pagar. Dia juga membawa sebuah travel bag. Siapa?
"Ya? Ada yang bisa saya bantu?"
Pria itu tersenyum. "Apa ini benar rumah Cho Junmi?"
Keningku mengerut. "Ya, benar."
"Oh, syukurlah. Apa dia ada di rumah?"
"Iya," sahutku. "Mmm ... maaf, Anda siapa?"
"Oh! Saya Changwook."
Changwook?
Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu.
***
"ASTAGA! OPPA!!!"
Ini pemandangan paling menyebalkan yang pernah kulihat sepanjang tiga belas tahun pernikahanku denganmu. Di depan mataku, kamu memeluk pria bernama Ji Changwook itu. BAYANGKAN! KAMU MEMELUK LAKI-LAKI LAIN DI DEPAN SUAMIMU SENDIRI! Harus kusebut apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]
Fanfiction#75 dalam FANFICTION - 20170930 Season ketiga dari kumpulan cerita yang ringan dan manis tentang keluarga kecil kamu dengan Jeon Jungkook dan anak-anak kalian--Jeon Taya, Jeon Jeongsan, dan Jeon Jungwoo