PARTNER IN CRIME (JK'S POV)

9K 1K 138
                                    

Besok saya pulkam, makanya dicepetin nge-post-nya, oke? :v

.
.
.
.
.
.
Pandanganku tidak bisa berpaling dari mereka. Dari dua orang murid SMP yang sedang belajar bersama—kelihatannya. Sungguh, hatiku merasa tidak tenang melihat anak laki-laki itu ada di rumah. Terlebih, dia sedang berdua di ruang tamu dengan putriku. Argh! Kenapa sih dia dan Taya harus berada di satu tim yang sama dalam lomba matematika? Maksudku, apakah tidak ada orang lain yang bisa menggantikan Jisung untuk menjadi partner putriku dalam lomba? Tidak adakah kakak kelas perempuan yang bisa menggantikannya?

"Ah! Astaga, aku hampir lupa. Ternyata aku ada janji dengan Hana."

Kamu dan aku sedang duduk di sofa ruang tengah. Namun, kamu tiba-tiba beranjak lantaran kamu teringat janjimu dengan istri Yoongi Hyung. Sebelum kamu berada di luar jangkauan tanganku, aku lekas menarik tanganmu sehingga kamu berhenti. Sejurus kemudian, aku bertanya, "Kamu mau keluar?"

"Iya," sahutmu.

"Kamu mau meninggalkan Taya dan kakak kelasnya itu?"

Keningmu mengerut. "Kan ada kamu. Memangnya kamu mau ikut denganku?"

"Tidak," kataku. "Maksudku, siapa yang akan mengawasi mereka?" Aku mengarahkan jempolku ke arah ruang tamu untuk menunjuk dua orang di sana.

"Untuk apa mengawasi mereka, Jeon-a? Mereka kan sedang belajar. Sedang membahas soal-soal. Sudah ah. Aku mau bersiap-siap."

Kamu bergerak meninggalkanku memasuki kamar. Tidak lama, kamu keluar dengan pakaian rapi juga riasan tipis. Begitu melihatmu, Jungwoo dan Jeongsan yang tadinya bermain di dekatku, langsung meminta ikut.

"Tidak. Jeongsan dan Jungwoo tidak boleh ikut, oke? Jeongsan dan Jungwoo tinggal di rumah dengan Appa dan Nuna."

"Tapi, Eomma, Jeong—"

Kamu langsung mengangkat jari telunjukmu. "Harus tinggal di rumah, Jeon Jeongsan."

"Aah, Jungwoo ikut. Jungwoo ikut. Jungwoo ikut, Eomma."

"Jungwoo tinggal sama Appa, ya," katamu, lalu menggendong Jungwoo.

Kamu lantas menghampiriku dan memberikan Jungwoo padaku seolah berkata Jungwoo tinggal bersamamu. Kamu pun meminta izin untuk memakai mobil.

"Kamu jangan lama-lama," pesanku.

"Hanya sebentar. Paling lama satu jam."

"Itu lama, Junmi."

"Lama apanya? Itu hanya sebentar, ah," ujarmu. "Aku pergi ya, Sayang. Jaga anak-anak. Jangan ganggu Nuna dan temannya belajar, oke?" pesanmu, ditutup dengan kecupan singkat di pipiku. Kamu sempat berkata pada Taya bahwa kamu mau ke luar sebentar. Pun, kamu berkata pada kakak kelasnya untuk meminum minumannya dan memakan biskuit yang telah kamu hidangkan sebelumnya.

Sementara kamu meninggalkan rumah, Jungwoo merengek minta ikut. Aish.

***

Suara tawa sepasang remaja itu sudah terdengar dari tadi dan semakin mengganggu. Aku bahkan mendengar obrolan mereka tentang hal-hal acak lebih sering terdengar belakangan ini, alih-alih membahas soal matematika. Mereka sudah selesai belajar, tetapi kenapa anak laki-laki itu belum pulang juga?

Mau kuusir, tapi Taya pasti langsung mengadu padamu begitu kamu pulang.

Kalau seperti itu ..., aku pasti akan kena marah.

Tapi, kalau kubiarkan—argh. Anak laki-laki itu harus pulang sekarang!

"Ya! Tidak seperti itu cara memainkannya, Jeon Jungwoo!"

JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang