Sementara anak-anak bermain di area bermain mal, aku dan suamiku sedang belanja bulanan. Entahlah. Sejak aku tidak sengaja bertemu dengan Jinki Sunbae beberapa waktu lalu, priaku sebisa mungkin mengusahakan aku tidak belanja sendirian. Takut aku bertemu dengan pria-pria yang pernah dekat denganku, katanya.
Dia berlebihan.
Seperti biasa.
"Jeon-a, malam ini mau makan ayam krispi atau ayam pedas manis, hm?" tanyaku saat berada di area meat, baru saja meletakkan sebungkus ayam utuh dan dua bungkus yang berisi paha saja--ketiga anak kami penggemar paha ayam--ke dalam trolley.
"Krispi saja."
Aku mengangguk. Usai kuisi trolley dengan wortel, kentang, kubis, tomat, seledri, dan daging ayam, aku bergerak menuju rak bumbu bersama Jungkook yang mendorong trolley di sebelahku.
Aku sibuk mengambil bumbu-bumbu kemasan yang kubutuhkan, sedangkan suamiku berdiri melihat-lihat. Kutahu dia sedikit bosan. Mulutnya yang turut mengatup rapat dan sedikit dimajukan merupakan bahasa tubuhnya saat bosan.
"Uh? Byun Ajumma? Apa kabar? Lama tidak bertemu."
Atensiku teralih dari bungkusan tepung bumbu menuju sumber suara yang barusan mengudara. Tidak jauh dariku, kutemukan Jungkook tengah mengobrol dengan seorang wanita paruh baya. Sedetik setelah aku melihat mereka, wanita itu menoleh, sepersekian detik usai Jungkook mengarahkan telunjuk kanannya padaku.
Astaga.
"Byun Ajumma!" seruku tak tertahan. Lekas saja kuhampiri wanita yang sudah lama sekali tidak kutemui itu. "Bagaimana kabar Ajumma? Sehat?"
Sebuah lengkung manis tercipta di wajah yang dihiasi kerutan itu. "Sehat. Sehat. Kalian sendiri bagaimana? Anak-anak kalian mana? Ajumma sudah lama tidak melihat Taya. Dia pasti sudah besar sekarang."
"Taya sedang menemani adik-adiknya bermain Ajumma," sahutku.
"Dia sudah kelas satu SMP sekarang," sambung Jungkook.
Byun Ajumma bisa dikatakan adalah orang tuaku dan Jungkook. Bagaimana tidak? Beliau adalah tetangga kami di rumah yang lama--rumah yang disewa Jungkook saat kami memulai biduk rumah tangga. Byun Ajumma adalah orang pertama dan paling sering kami repotkan waktu itu.
Mengobrol beberapa saat, Byun Ajumma pamit. Namun, sebelum benar-benar berpisah, beliau sempat berucap, "Melihat kalian, aku mengingat kembali kejadian itu."
Byun Ajumma lantas tertawa kecil, kemudian beranjak meninggalkan kami.
"Ah, kejadian itu sudah lama sekali, tapi Byun Ajumma masih ingat." Kulirik suamiku. Aku tidak tahu apa yang dia rasakan sebenarnya, tapi dia tampak bangga Byun Ajumma masih ingat kejadian yang memalukan itu.
***
Akhir pekan sekitar tiga belas tahun yang lalu, aku duduk di ruang tengah, memirsa infotaiment. Aku baru selesai membersihkan rumah, sekarang beristirahat sejenak sebelum mandi.
"Hah, lelahnya."
Suamiku muncul dari dapur dengan sepasang tangannya basah. Baju putih yang membalut tubuh atletisnya tampak agak kotor--berwarna kehitam-hitaman. Mungkin dia baru selesai mengutak-atik motornya.
"Duduk sini."
Jungkook duduk di sebelahku. Dari dekat, aku melihat tubuhnya agak mengkilat lantaran keringat. Seksi.
"Siang ini mau makan apa?" tanyaku.
"Apa saja. Kalau kamu yang masak, pasti enak."
Semu merah menyeruak ke permukaan pipiku. "Apa-apaan, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]
Fanfic#75 dalam FANFICTION - 20170930 Season ketiga dari kumpulan cerita yang ringan dan manis tentang keluarga kecil kamu dengan Jeon Jungkook dan anak-anak kalian--Jeon Taya, Jeon Jeongsan, dan Jeon Jungwoo