STAND ALONE: 1 - THE ACCIDENT (JK'S POV)

10K 1.1K 256
                                    

"Bona, tolong sampaikan pada Jinho agar segera membawa laporannya ke saya untuk bahan rapat."

"Baik, Manajer-nim."

Setelah menutup telepon, aku kembali mempelajari dokumen lain tentang hal yang akan dibicarakan dalam rapat hari ini. Satu demi satu laporan kerja bulan ini kubaca kembali, memastikan tidak ada lagi yang salah. Paling tidak, meminimalkan kesalahannya sebelum kubawa ke ruang rapat.

"Ddrrtt."

Ponsel yang ada di atas mejaku bergetar. Sebuah panggilan masuk dari kamu.

"Ya, Sayang, ada apa?"

"Aku sedang ada di luar. Mau makan siang bersama?"

"Boleh. Tapi, makan siang di dekat kantorku, ya? Aku ada rapat tidak lama lagi."

"Oh, baiklah kalau begitu. Di tempat biasa saja. Nanti kuhubungi kalau aku sudah sampai."

"Oke. Hati-hati di jalan."

Panggilanmu terputus bertepatan dengan pintu ruanganku diketuk. Stafku yang bernama Jinho masuk dan memberikan laporan yang kusuruh revisi kemarin.

"Ini dokumen yang telah saya revisi, Manajer-nim." Map merah tersodor di atas mejaku.

Aku memeriksanya, memastikan kesalahan kemarin telah diperbaiki sesuai perbaikanku kemarin.

"Ya, bagus. Silakan lanjutkan pekerjaanmu, Jinho."

Laki-laki yang berusia sekitar 28 tahun itu membungkuk sekilas padaku sebelum beranjak. Sekali lagi aku membaca dokumen yang dibuatnya sembari menunggu teleponmu.

***

Rapat sedang berlangsung. Mingyu tengah melaporkan hasil penjualan bulan lalu dan rencananya untuk meningkatkan omzet penjualan bulan ini dan bulan-bulan berikutnya. Semua peserta rapat--para manajer, staf-staf senior di masing-masing bagian, dan tentu saja Direktur Bang. Aku mengikuti jalannya rapat dengan cermat hingga ... perhatianku sedikit terusik manakala kulihat Bona, sekretarisku, menyampaikan sesuatu pada sekretaris General Manager yang berada di dekat pintu.

Bona meninggalkan ruangan rapat tanpa mengganggung jalannya diskusi. Akan tetapi, sekretaris General Manager menghampiriku diam-diam.

"Manajer Jeon, ada telepon dari rumah. Penting!" bisiknya.

Tiba-tiba saja perasaanku menjadi tidak enak. Apa yang terjadi di rumah? Tanpa pikir panjang, aku pamit meninggalkan ruang rapat, kemudian kembali ke bagian Humas. Kulihat Bona langsung berdiri begitu aku menghampiri mejanya.

"Telepon penting dari rumah, Manajer-nim."

Aku bergegas meraih gagang telepon yang disodorkan gadis itu, kemudian merapatkannya pada telingaku. Sembari menahan rasa cemas, aku berkata, "Ha-halo?"

"Jungkook-a?"

Ara Nuna?

"Iya, Nuna. Ada apa?"

Lantas, Ara Nuna mengucapkan satu kalimat yang membuatku bergegas meninggalkan kantor. Tidak! Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?

***

Kamu kecelakaan. Entah bagaimana ceritanya, aku belum tahu pasti. Yang jelas, kakak perempuanmu bilang, saat ini kamu berada di instalasi gawat darurat Seoul Hospital.

Aku telah berada di tempat yang Ara Nuna maksud. Akan tetapi, seorang suster di sana berkata bahwa kamu telah pindah ruangan. Kamu dipindahkan ke ruang operasi lantaran luka yang kamu butuh penanganan yang lebih serius.

JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang