UNDER THE STARS

8.8K 999 146
                                    

Sori banget telat. Jaringan ga bersahabat banget tadi. Mulmednya ga kupasang dulu ya. Jaringan beneran lagi ga bagus.
.
.
.

"Malam ini aku lembur. Aku tidak bisa pulang cepat."

"Ya, sudah. Mau bagaimana lagi?"

"Tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa. Santai saja. Ada anak-anak kok."

"Ya, sudah. Maaf, ya. Nanti aku bawakan kado."

"Ya. Bekerjalah. Jangan lupa makan malam."

"Mm. Aku mengerti. Sudah, ya. Love you."

"Love you, too."

Lantaran suamiku tidak bisa pulang cepat, aku tidak punya pilihan selain menyantap masakan spesial yang kubuat untuk merayakan ulang tahunku bersama anak-anak. Meski kubilang padanya bahwa ada anak-anak, tapi tetap saja keberadaan kursi kosong di meja makan membuatku merasa ada yang kurang.

Malam ini tidak ada kue, pun tidak ada acara tiup lilin. Hanya sebuah perayaan sederhana atas bertambah satu tahunnya usiaku. Tuhan sudah cukup baik memberiku umur yang sudah cukup banyak.

"Eomma, mana Appa?" Pertanyaan ini terlontar dari mulut Jungwoo saat kami bersiap-siap untuk tidur. Sekarang memang jam setengah sembilan. Ayahnya belum pulang.

"Appa masih kerja, Sayang. Cha, Jungwoo tidur saja dulu sama Eomma, ya. Besok pagi, kalau Jungwoo sudah bangun, Appa pasti sudah ada."

"Iya, Eomma."

Aku mengiringi Jungwoo-ku tidur dengan senandung pelan juga tepukan lembut di bokongnya. Begitu dia terlelap, aku mengecek ponselku. Hampir pukul sembilan sekarang.

Me: Masih banyak kerjaan?

Aku mengirim chat itu ke ponselnya. Tapi, mungkin karena ia terlalu sibuk, chat itu tidak terbalas bahkan sampai aku terlelap.

***

"Sayang?"

"Sayang, bangunlah."

"Ya! Cho Junmi."

Suara pelan yang diiringi dengan tepukan lembut di lengan kananku itu membuatku terbangun. Sedetik kemudian, kudapati suamiku berdiri di sisi ranjang, memintaku untuk bangun.

"Ada apa? Kau lapar?" tanyaku begitu aku duduk di tepi tempat tidur sembari mengikat rambut panjangku. Kulihat priaku sudah terlihat rapi dan bersih dengan kemeja biru muda dan celana kain hitam. Dia juga sudah menyisir rambutnya dengan rapi. "Kau mau ke mana?" tanyaku lagi kendati pertanyaan pertamaku belum tejawab.

Jujur, aku kaget melihat penampilannya. Apalagi setelah aku mengecek jam. Sudah hampir pukul sebelas malam. Apa dia tidak salah memakai baju?

"Ikut aku," katanya sembari menyodorkan bolero hitam yang dia ambil dari lemariku. Saat ini aku memang hanya memakai gaun tidur tanpa lengan berwarna biru. Senada dengan kemeja yang dikenakannya.

Seraya mengenakan bolero, aku bertanya, "Kita mau ke mana, sih?"

"Ke tempat istimewa," jawabnya. "Ayo."

Aku menyambut uluran tangan suamiku dan mengikuti ke mana ia pergi. Jika tidak menyuruhku mengganti pakaian, harusnya dia membawaku ke sekitar rumah. Keluar dari kamar, Jungkook mengajakku menaiki tangga menuju lantai dua.

"Kau mau membawaku ke kamar?" tanyaku. "Kau mau ...." Aku sengaja tidak meneruskan ucapanku sebab yakin dia pasti sudah tahu maksudku.

"Tidak kok. Bukan ke kamar," sahutnya.

JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang