THE TIME

8.1K 863 157
                                    

A/n: who miss me/?? 😁
Hari ini udah kambek ya ohoho. Btw, kemarin itu ada masalah teknis. Ga sengaja keunpub nih JFS season 3. Jadi ini dipublish ulang dari awal.
Selamat membaca. 😊
.
.
.
.
.
Malam terakhir di tahun 2017. Kendati sekarang belum genap jam dua belas malam, tetapi kembang api sesekali mulai terlihat menghiasi langit. Suara-suara terompet pun mulai terdengar. Ya, layaknya pergantian tahu pada umumunya, selalu saja ada kembang api dan suara terompet yang memeriahkan suasana.

"Tembang api, Appa."

Aku, Jungwoo, dan Jeongsan tengah menyalakan kembang api di loteng. Baru saja Jeongsan menyalakan sebuah kembang api, melesat cepat ke angkasa, dan meledakkan bunga-bunga api yang indah di langit gelap.

"Kembang api, Jungwoo. Kem-bang. Bukan tembang." Aku mengoreksi pengucapan Jungwoo. Dia masih bisa menyebutkan huruf K dengan benar.

"Tambang api?" Jungwoo yang duduk di pahaku, melihatku.

"Kembang. K. Kem-bang."

"Tembang api."

"Terserah kau saja," ujarku.

Jeongsan masih berdiri beberapa meter di depanku dan Jungwoo. Kembang api roketnya masih tersisa satu. Sisanya hanyalah satu bungkus kembang api biasa dan dia baru saja menyalakan dua batang di sana.

"Wuooh! Aku adalah manusia api." Jeongsan berjoget-joget random dengan kedua tangannya masing-masing menggenggam sebatang kembang api.

Biasanya, aku, kamu, dan anak-anak merayakan tahun baru di luar. Entah di luar rumah atau di luar kota. Akan tetapi, tahun ini kita sepakat untuk merayakan pergantian tahun baru di rumah.

Alasan pertama, kita berdua malas jika harus berdesak-desakan di tempat yang ramai. Apalagi, kita harus mengawasi anak-anak. Jeongsan dan Jungwoo—duh! Mereka berdua sulit dikendalikan di tempat yang ramai. Kedua, selama beberapa hari menjelang akhir tahun, aku sering lembur. Akan semakin membuat lelah jika aku harus mengadakan perjalanan ke luar kota. Alasan terakhir, yang paling penting, mengajari anak-anak merayakan pergantian tahun secara sederhana bersama orang-orang terdekat.

Jadi, pergantian tahun 2017 ke tahun 2018 ini kami lakukan di rumah. Tepatnya di loteng rumah.

Sementara aku dan dua bocah ini bermain kembang api, kamu dan Taya berada di belakang kami—masih di loteng. Berdua, kalian menyiapkan kudapan untuk menunggu tahun baru. Aroma daging dan ubi manis yang dipanggang sedari tadi sudah membelai-belai indra penciumanku.

"Ya! Kau mau coba, Jungwoo?" Jeongsan menghampiri aku dan Jungwoo dengan satu batang kembang api yang baru dia nyalakan.

Alih-alih menerima tawaran kakak laki-lakinya, Jungwoo malah membalik badan dan merapatkan wajahnya pada dadaku. Kedua tangan mungilnya mencengkeram kausku. "Tatut, Appa. Tatut. Jeongchan Hyung mau batal (bakar) Jungwoo."

"Ya! Jeongsan Hyung mengajakmu bermain, Jeon Jungwoo." Aku tertawa kecil. Aish! Anak ini.

"Hyung tidak mau membakarmu. Ya! Ini menyenangkan, Jeon Jungwoo." Jeongsan masih berdiri di dekat kami. Percikan-percikan bunga api dari batangan yang dibakarnya perlahan meredup, tanda sebentar lagi habis.

"Mau! Mau! Mau!" Ucapan itu diiringi gelengan. Yang Jungwoo maksudkan adalah tidak mau. Tangisnya bahkan meledak. Ya ampun.

"Yaa~! Jungwoo kenapa?" Aku mendengar kamu berteriak di sana.

Aku tidak menjawab. Lekas aku berdiri dan menggendong Jungwoo yang masih menangis, kemudian membawanya padamu. Begitu dia berpindah ke pelukanmu, dia mengadu bahwa Jeongsan mau membakarnya.

"Jeongsan hanya ingin mengajaknya bermain." Aku meralat.

"Hyung cuma mau mengajakmu bermain, Jungwoo." Kamu menyeka air mata di pipi tembamnya.

JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang