TAYA'S VALENTINE GIFT (LAST PART - JK'S POV)

7.6K 881 301
                                    

Wifey: Pulang kantor, jemput Taya pulang les.

Me: Kenapa harus jemput? Dia lebih suka pulang dengan teman-temannya.

Chat yang kamu kirim tersebut adalah alasan mengapa aku harus lebih lama di perjalanan menuju rumah. Padahal, aku ingin cepat-cepat tiba, mandi, lalu istirahat. Mau tidak mau aku harus menuruti permintaanmu. Lagi pula, seseorang di rumah akan sangat kecewa jika aku pulang tanpa sesuatu yang membuatku harus menjemput Jeon Taya.

Kutepikan mobilku tepat di depan sebuah tempat kursus untuk murid SD-SMP. Beberapa anak mulai keluar dari gedung. Sebab ini adalah kali pertamaku menjemput Taya, jadi aku hampir tidak mengenali siapa pun di sini.

"Anak-anak, apa kalian kenal Jeon Taya?" tanyaku, keluar dari mobil dan menghampiri dua gadis kecil yang berdiri di bawah pohon--mungkin menunggu jemputan.

"Iya, Ajussi. Kami sekelas.”

"Oh. Jeon Taya mana, ya?"

"Mungkin masih di dalam."

Begitu, ya?

"Baiklah. Terima kasih."

Kutinggalkan dua gadis kecil itu, lantas beranjak menuju bangunan tempat kursus tersebut. Kuulas senyum pada seorang staf pria di bagian resepsionis, lantas duduk di salah satu kursi kosong yang ada di bagian lobi. Beberapa anak lain melintas di depanku, bersiap untuk pulang. Huh! Jeon Taya ma--oh, astaga!

Mataku terpaku pada dua orang yang berdiri di dekat tangga. Satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Kemeja kotak-kotak berwarna merah muda, ungu, dan abu-abu yang dikenakan oleh anak perempuan itu tampak tidak asing. Juga tas hitam dengan motif tiga beruang berwarna cokelat yang tersampir di punggungnya juga tidak asing. Tidak salah lagi, gadis kecil di sana adalah putriku, Jeon Taya.
Tapi, tunggu, siapa anak laki-laki itu?

Aku menyipitkan kedua netraku, menajamkan penglihatan untuk melihat wajah anak laki-laki yang tengah berbicara dengan Taya. Dan, sekali lagi aku terkejut!

"Bukankah dia Oh Jisung?" gumamku.

Belum reda rasa kagetku karena mengetahui fakta bahwa Taya satu tempat kursus dengan kakak kelas yang sangat menyukainya itu, aku lagi-lagi dikagetkan oleh sesuatu. Si Jisung itu memberikan sesuatu berwarna merah muda pada gadisku.

Tunggu! Tunggu! Apa itu hadiah valentine?

Ya Tuhan.

Sekuat tenaga aku menahan diri untuk tidak menghampiri kedua bocah di sana--walau dalam hati aku ingin sekali segera mengajak putriku pergi dan menjauh dari si Jisung itu. Terlebih, saat kulihat gadisku menerima sesuatu yang diberikan Jisung dan memasukkan benda tersebut ke dalam tasnya.

Urusan mereka ternyata belum berhenti sampai di situ. Taya dan Jisung berjalan nyaris beriringan menuju lobi tempat kursus mereka. Akan tetapi, Taya yang menyadari keberadaanku, seketika mematung. Jisung turut mematung sekitar dua detik setelah Taya, begitu dia menyadari keberadaanku.
Berpura-pura tidak melihat adegan pemberian kado valentine itu, aku berkata, "Kita harus pulang sekarang. Jeongsan pasti sudah menunggu kue ulang tahunnya."

***

Sepanjang perjalanan menuju tempat kamu biasanya membeli kue ulang tahun, Taya lebih banyak diam. Begitupun saat dalam perjalanan menuju rumah. Mungkin dia tahu bahwa aku mendapatinya diberi kado oleh Jisung. Dia tahu seberapa tidak sukanya aku jika dia terlibat hubungan yang lebih dari teman dengan seorang laki-laki untuk usianya sekarang.

"Jisung sudah lama, ya, kursus di tempat tadi?" Aku memulai pembicaraan. Aku tidak bisa menahan rasa ingin tahuku. Maksudku, apakah Taya memilih kursus di tempat itu karena ada Jisung atau sebaliknya?

JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang