SPRING DAY (BONUS CHAPTER)

6.5K 802 327
                                    

A/n: I know you miss this story heheh.

--------

Di bawah pohon sakura, aku duduk di atas tikar sambil menata kotak-kotak berisi makanan yang kubawa dari rumah. Akhir pekan ini, aku dan Jungkook sengaja mengajak anak-anak ke taman. Rasanya sudah lama tidak menikmati musim semi sambil berpiknik di taman. Terakhir kali …, kalau tidak salah saat Jungwoo belum lahir. Benar-benar sudah lama.

Sembari menata kotak-kotak plastik berwarna-warni, sesekali kualihkan pandanganku ke arah Jeongsan, Jungwoo, dan Jungkook. Tiga laki-laki kesayanganku itu sedang bermain bersama di sana. Berkejaran ke sana kemari. Meloloskan gelak di tengah cuaca yang cerah ini. Sementara itu gadisku, Taya, duduk manis di salah satu bangku taman. Dia lebih senang bermain dengan ponselnya. Entah sedang chatting, browsing, atau mungkin bermain game online seperti yang biasa dilakukan ayahnya.

Kuharap tidak.

Jangan sampai dia ketagihan bermain overwatch atau game lainnya.

Aku sudah selesai dengan tugasku. Sekarang, aku hanya duduk cantik sambil mengisi pandanganku dengan bunga-bunga sakura yang bermekaran. Sejenak terdiam menikmati keindahan yang melingkupiku. Derai tawa anak-anak kecil yang terdengar seperti lagu yang merdu di telinga. Hah! Aku merasa seperti ibu rumah tangga kurang piknik. Seharusnya aku sering-sering ke taman saat akhir pekan. Namun apa daya, tugas di rumah tidak mengenal libur.

Uh?

Aku terkesiap tatkala seseorang merebahkan kepalanya di pahaku. Jungkook. Dia berbaring dengan peluh membasahi dahi juga lehernya. Di atas tubuhnya, ada Jungwoo yang turut berbaring.

"Jungwoo capek, ya?" tanyaku.

Jeon kecil mendongak. "Iya, Eomma. Capek lali-lali sama Appa dan Jeongchan Hyung."

"Ya sudah. Jungwoo tidur saja di dada Appa."

"Eyy!" Ayahnya protes. “Bocah ini dan kakaknya mau membunuhku,” katanya.

“Apa maksudmu?” tanyaku. Membunuh apanya? Mereka berdua masih kecil. Mana mungkin berniat membunuh ayah mereka sendiri?

“Aku hampir mati kelelahan karena menemani mereka bermain.” Jungkook memejamkan matanya untuk menunjukkan dia benar-benar lelah.

Aku mendengus. “Belum juga setengah jam main sama anak-anak, kamu sudah lelah begini. Giliran berkebun, dari malam sampai pagi juga kuat.”

Priaku membuka matanya seiring dia meloloskan tawa. “Itu beda, Sayang. Kan enak. Jadi rasa lelahnya bisa dimaafkan.”

Aku mencubit hidung mancungnya. “Dasar!”

Dia terkekeh, tapi tidak merespons ucapanku dengar kata-kata. Mungkin dia memang lelah. Jadi, kubiarkan Jungkook berbaring di pahaku sembari kuseka peluh di dahinya. Embusan angin sejuk pasti akan membuatnya ….

“Appa, Eomma ….” Kuarahkan pandanganku pada Taya yang barusan bersuara.

Gadisku berdiri di dekat ujung tikar bersama seorang anak laki-laki. Tunggu! Dia kan … si kakak kelas. Dan menyadari keberadaan anak itu, seseorang sontak mengambil posisi duduk.

“Jisung Sunbae boleh gabung sama kita, ya?”

“Ten—”

“Kenapa dia tidak bersama keluarganya saja?” Aku baru saja mau mempersilakan kakak kelas Taya duduk, tapi Jungkook memotong ucapanku.

“Appa,” kata Taya, “Jisung Sunbae datang sendiri. Tadi ketemu di sana.” Taya menunjuk bangku taman yang dia duduki sebelumnya. “Boleh, ya?”

JEON FAMILY STORIES SEASON 3 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang