One

10.6K 619 129
                                    

Ia menginginkan sesuatu yang istimewa untuk wanitanya. Tanpa rasa sakit dan tenang. Ia tidak menginginkan wajah cantik wanita yang saat ini sedang mandi di kamar mandi dengan air hangat dari pancuran shower itu lecet sedikit pun.

Wanita sungguh mahluk yang diciptakan dengan sangat sempurna. Lekuk tubuh yang indah, bahasa tubuh yang bisa membangkitkan gairah dari lawan jenis dan memancing kecemburuan dari wanita lain walau hanya dengan cara berjalan mereka yang lembut dan gemulai. Bibir merah lembut yang seolah mengundang lawan jenis untuk mencicipi rasa manis dan memabukkannya.

Ia masih merasakannya, pergumulan mereka yang panas dan liar di atas ranjang tempatnya duduk dan menunggu saat ini. Desah dan keringat yang membanjir di tubuh mereka yang polos tanpa sehelai pakaianpun mengalahkan dinginnya hawa dingin yang dikeluarkan oleh mesin pendingin di ruangan. Ia memegang sebuah kotak kecil berwarna merah di tangannya. Memutarnya dengan jari-jarinya yang panjang.

"Sret"

Pintu kamar mandi yang di desain dengan pintu geres terbuka, menerangi kamar yang remang-remang dengan cahaya putih dari lampu kamar mandi. Ia menoleh pada sosok wanita yang berdiri di ambang pintu. Siluetnya sungguh mengagumkan dengan cahaya lampu yang menerpanya. Bath robe putih yang melekat ditubuhnya tidak bisa menyembunyikan aura seksi dari wanita itu. Air yang menetes dari ujung rambut panjang berwarna kepirangan di tubuh dan mengalir disela-sela buah dadanya sungguh erotis.

"Kenapa lampunya tidak dinyalakan?" Tanya wanita itu dengan suara yang merdu, sedikit desahan menggoda.

"Untuk apa? Di dalam kegelapan aku masih bisa melihatmu dengan jelas." Jawabnya dengan suara rendah maskulinnya.

Wanita itu menggosokkan handuk dirambutnya yang basah sambil tersenyum simpul, matanya berbinar nakal menggoda. Sebelah tangannya menutup pintu hingga kamar itu kembali remang.

Ia duduk di tepian tempat tidur sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk membelakangi si pria.  Dari bibirnya yang merah terdengar senandung kecil merdu. Pria itu meletakkan kotak yang dipengangnya di atas meja dan beringsut dari tempatnya, menyibakkan rambut basah wanitanya dengan sebelah tangan dan mengecup tengkuknya beberapa kali.

Wanita itu mengelinjang, bulu romanya meremang ketika bibir hangat si pria menyentuh tengkuknya yang sensitif. Punggungnya sedikit melengkung saat pria itu kembali mencium tengkuknya dengan nata terpejam dan desahan pelan. Pria itu kembali menyalakan api gairahnya hanya dengan sentuhan bibir tipisnya di tengkuk.

"Apa yang terjadi?" Tanya wanita itu.

"Apa lagi yang bisa terjadi antara aku dan kau?" Katanya berbalik tanya.

"Hari ini,aahh." Ia kembali mendesah saat lidah kasar pria itu menyapu telinganya.

"Hari ini?"

"Apa lagi yang bisa aku katakan. Kau lebih pemaksa dan bergairah hari ini." Jawab si wanita dengan nafas yang makin berat dan desahan bernafsu.

"Cup"

Pria itu mengecup tengkuknya lagi, seolah belum puas menikmati tengkuk si wanita yang halus dan menguarkan aroma bunga mawar dari sabun yang dipakainya.

"Mungkin karena aku sangat mencintaimu dan terlalu menginginkanmu lebih dari sebelumnya." Jawab si pria tanpa menghentikkan aksinya.

Tangan kiri si pria yang dari tadi memegangi lengan atas si wanita beralih menyudup ke dalam jubah mandi yang dikenakan si wanita dan menangkup buah dada si wanita yang dingin. Putingnya sudah menegang dan dengan gerakan meremas yang lembut dan ciuman di tengkuk dan leher yang kian intens membuat si wanita mendesah panjang dalam kenikmatan.

Shadow (Yunjae / END )Where stories live. Discover now