Cerita ini terinspirasi dari drama Korea "Hello Monster" Tapi mempunyai alur yang berbeda dan remake dari FF saya yang berjudul "WE".
Cerita ini bakal mengandung kekerasaan, darah dan bahasa kasar dan adegan dewasa. Jadi untuk yang di bawah umur se...
Yunho berdiri cemas di depan pintu. Jam di tangannya menunjukkan pukul dua pagi dan ia sangsi kalau pria cantik pemilik kamar apartment itu masih terjaga. Meski Jaejoong sendiri yang menyuruhnya pulang ke sana tetapi bukan tidak mungkin kalau Jaejoong tertidur ketika menunggunya. Ia menghela nafas panjang, mengangkat tangannya menimbang antara memencet bel atau mengetuk pintu, ah entahlah. Ia menurunkan lagi tangannya, berbalik melangkah menjauh dari pintu.
Satu langkah. Dua langkah. Berhenti dan kembali ke pintu kehitaman mengkilat itu.
Tok Tok Tok Tok
Ketukan yang dihasilkan oleh tangannya yang agak gemetar terdengar seperti ketukan yang tidak ramah. Sama tidak ramahnya dunia padanya. Dunia telah mempermainkannya. Mempermainkannya dalam permainan labirin level tertinggi.
"Siapa?"
Samar-samar ia mendengar suara dari dalam, ia mengulum ludahnya berkali-kali.
"Aku..."
Kesialannya telah terbongkar, memberi pukulan yang hebat pada dirinya dan rasanya ia tidak punya kepercayaan diri untuk menemui Jaejoong lagi. Ia tidak ingin Jaejoong menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya terlebih mengasihaninya. Ia menginginkan Jaejoong memandangnya murni sebagai dirinya, melotot dan membentaknya ketika ia menggoda dan merayu. Ia ingin melihat Jaejoong yang tersenyum kecil, sembunyi-sembunyi ketika ia malu.
Ah,,, sungguh ia menginginkan perasaan keingintahuan Jaejoong yang tulus bukan sekedar belas kasih pada sesuatu yang tidak lengkap sepertinya.
Perlahan pintu itu terbuka, bergerak sangat lambat seperti adegan slow motion di dalam film, membuat kegugupan menyesakkan bagi Yunho.
"Sudah jam berapa ini? Besok aku ada tugas pagi dan kau membuatku terjaga sampai jam segini. Tidak sopan." Kata Jaejoong merengut.
"Eh?"
"Bukan 'eh'. Ucapkan 'maaf sudah membuatmu menunggu'."
Senyuman mengembang di wajah Yunho yang kaku. Kekalutannya menghilang. Cara Jaejoong menandanginya masih sama. Kata-kata ketusnya juga sama.
"Aku merindukanmu." Ucap Yunho sambil memeluk Jaejoong erat.
"Yya! Ini masih di depan pintu masuk. Tidak malu huh?"
"Aku merindukanmu. Sangat." Ucap Yunho lagi, semakin erat memeluk Jaejoong.
Yunho tertidur seperti anak kecil di ranjang dan Jaejoong terus memandanginya. Ia membiarkan dirinya menjadi guling untuk dipeluk pria itu sampai memejamkan mata dan hanyut dalam alam mimpinya. Namun ketika Yunho tlah terlelap ia bangun, memandangi wajah Yunho yang terlelap damai.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.