Seven

3.3K 341 113
                                    


"Aku sudah memberikan janjiku padamu. Nah, sekarang aku meminta janjimu untukku." Kata Haneul dengan suara yang sangat lembut terdengar lugas namun menyembunyikan banyak arti dibaliknya.

"Akan aku lakukan apa saja untukmu asal kau berikan sesuatu yang jadi milikku." Kata gadis itu.

Tangan gadis itu terangkat,melingkar di leher kokoh Haneul, Haneul membalasnya dengan pelukan lembut di pinggang gadis itu merapatkan tubuh mereka. Mereka berada di dalam sebuah kamar tidur, ditemani puluhan cahaya lilin yang bergoyang-goyang. Seolah bara api kecil itu ikut berdansa bersama sepasang kekasih yang sedang di mabukkan oleh wine yang mereka minum sebelumnya dan tenggelam di dalam alunan musik lembut nan merdu.

Langkah ringan kaki mereka bergerak mengikuti alunan musik yang mengalun. Gadis itu makin mengeratkan pelukkannya di leher Haneul, seolah takut terjatuh jika ia tidak melakukannya.

(Ilustrasi)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ilustrasi)

Haneul pun melakukan yang sama, ia mengeratkan pelukannya hingga hidung gadis itu mendarat di bahunya. Ia menundukkan wajahnya, menghirup aroma wangi mawar yang dikeluarkan oleh gadis itu. Anak rambut ikal gadis itu mengelitik wajahnya, membangkitkan keliaran yang tersembunyi di dalam dirinya.

"Tentu saja. Aku adalah milikmu dan kau milikku. Akan ku berikan sebanyak apa pun milikmu hingga kehilangan akal sehatmu." Kata Haneul lirih.

Gadis itu tertawa renyah. "Sudah sejak dulu aku menjadi gila karenamu."

.
.
.
.
.
.


Waktu menunjukkan pukul enam pagi saat Jaejoong dan rekannya, Yoochun, melangkah masuk ke sebuah rumah sakit. Seorang opsir polisi berseragam berdiri di depan pintu ruang rawat, santai dengan kopi hangat dalam paperglass sedang menggobrol dengan seorang suster yang menutupi bagian bibirnya menggunakan map yang ia bawa.

"Sepertinya ada yang sedang mencari kesempatan dalam tugas." Gumam Yoochun.

"Polisi dan perawat. Bukankah itu kombinasi yang sangat sempurna." Imbuh Jaejoong.

"Polisi dan jurnalis juga. Atau-" Yoochun melirik ke arah Jaejoong. "Polisi dan pengusaha sepertinya bagus juga." Lanjut Yoochun penuh arti.

"Korbannya ada di dalam?" Tanya Jaejoong pada opsir yang bertugas seolah tidak mendengarkan kalimat Yoochun barusan.

Bawahannya itu menoleh dengan kaget dan tanpa sengaja menumpahkan kopi di seragamnya saat memberi hormat.

"Ya Pak." Jawabnya gugup.

Si suster segera mengambil langkah seribu ketika Jaejoong dan Yoochun datang.

"Kenapa kabur?" Gumam Yoochun lirih.

Shadow (Yunjae / END )Where stories live. Discover now