Twenty

2.7K 331 161
                                        

"Tidak."

Yunho bergegas menuruni tangga dengan Jaejoong mengikutinya dari belakang, berusaha menyamai langkah Yunho yang cepat di anak tangga.

"Kenapa? Apa ucapanmu hanya bualan?" Todong Jaejoong.

"Kau boleh meminta apa saja dariku dan aku akan berusaha semampuku memenuhinya. Tapi untuk yang satu ini," Yunho bicara tanpa memperlambat langkahnya. "Untuk yang satu ini jawabanku adalah TIDAK. NO!!" jawabnya tegas.

"Takut?" Tanya Jaejoong dengan nada mencemooh.

Yunho menghentikan langkahnya, menoleh pada Jaejoong yang memperlambat langkahnya menghampiri Yunho.

"Aku tidak takut. Aku hanya tidak mau berurusan dengan kantor polisi lagi. Tempo hari sudah cukup. Itu akan menjadi terakhir kalinya aku berurusan dengan kantor polisi. Oke?"

"Tidak ada yang menyuruhmu untuk berurusan dengan kantor polisi. Aku hanya butuh sedikit bantuanmu."

Yunho menggeleng cepat sambil terus berjalan.

Jaejoong menghela nafas panjang, ia memang tidak terlalu mengharapkan bantuan Yunho tetapi penolakan Yunho yang terlalu tegas dan dingin membuatnya jengkel.

Pipinya menggembung, kesal dan tetap memikirkan cara membujuk Yunho. Changmin yang tengah berada di ruang tengah bersantai dengan camilan dan kartun kesayangannya sempat menoleh ke arah tangga sewaktu Jaejoong dan Yunho berdebat tadi lalu kembali menonton televisi tidak tertarik dan tidak ingin terlibat pertengkaran keduanya.

Yunho menghempaskan pantatnya di samping Changmin, moodnya mendadak menjadi buruk. Ia melipat tangannya di dada dan entah kenapa ia makin kesal melihat acara kartun yang diputar Changmin. Ia melirik sekilas ke arah Jaejoong yang duduk di sofa lain, di sisi kirinya, namun segera mengalihkan perhatiannya ke tempat lain saat ia mendapati Jaejoong masih menatapnya lekat-lekat seolah sedang melakukan penelitian terhadap dirinya.

Tadinya ia sudah merancang banyak rencana menyenangkan hari ini untuk dihabiskan bersama kekasihnya yang cantik itu tetapi rencananya 'boom' lenyap seketika. Perkara tentang Hanuel saja sudah membuatnya pusing, sekarang ia masih harus berurusan dengan Jaejoong yang secara langsung meminta bantuannya. Sungguh ia tidak ingin menolak tapi entah kenapa ia merasa kalau ia sama sekali tidak ingin terlibat. Ada sesuatu yang menahannya untuk melakukannya meski ia tak yakin apa itu. Yang pasti bukan sesuatu yang baik.

"Kemarikan remotenya." Katanya seraya menengadahkan tangan meminta remote kontrol televisi pada Changmin.

"Tidak. Kalau mau nonton, di kamar sana. Jangan ganggu aku." Sahutnya sambil mengamankan remote di balik punggungnya.

"Ish,"

Yunho menyandarkan kepalanya di sofa dan mengerang panjang.

"Aaarrrggghhh,,, menyebalkan." Keluhnya.

Changmin melirik Yunho lalu Jaejoong bergantian. "Kenapa kalian tidak pergi berdua?" Usulnya.

"Sudah tidak minat." Sahut Yunho cepat.

"Kenapa?" Tanya Changmin lagi.

"Anak kecil diam saja dan nonton kartunmu itu." Tandas Yunho.

Sifat kekanakan Yunho makin membuat Jaejoong jengkel. Ia menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan.

"Baiklah. Ini licik tapi aku akan menggunakannya kali ini saja. Ini terpaksa. Aku melakukannya bukan karena ingin. Ugh, Tuhan ampuni aku kali ini saja." Batin Jaejoong.

Jaejoong sedikit maju dari posisi duduknya, condong ke arah Yunho.

"Yunho-ah," Panggilnya selembut yang ia bisa.

Shadow (Yunjae / END )Where stories live. Discover now