Cerita ini terinspirasi dari drama Korea "Hello Monster" Tapi mempunyai alur yang berbeda dan remake dari FF saya yang berjudul "WE".
Cerita ini bakal mengandung kekerasaan, darah dan bahasa kasar dan adegan dewasa. Jadi untuk yang di bawah umur se...
Mobil yang dikendarai Changmin telah berhenti di halaman rumahnya, seorang pelayan juga sudah menunggunya untuk keluar hingga ia bisa melakukan pekerjaannya yaitu memarkirkan mobil tuannya itu. Namun Changmin tetap tidak keluar dari dalam mobil untuk waktu yang cukup lama.
Tok Tok Tok
Changmin yang sedang melamun terkejut dan segera menurunkan kaca mobil.
"Maaf Tuan, saya akan parkirkan mobilnya." Kata sang pelayan.
Changmin tidak langsung menjawab, ia diam sejenak lalu menoleh ke arah pelayannya lagi.
"Hyung tidak akan pulang. Aku juga baru ingat kalau masih ada urusan."
Ia kemudian menyalakan mobilnya lagi, memutar kemudi meninggalkan pelayannya yang kebinggungan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ketegangan menyelubunginya, berbagai bayangan buruk yang mungkin akan terjadi membuat kepalanya pusing dan itu semakin mengacaukan pikirannya. Ia sama sekali tidak bisa berpikir, tidak tahu harus berbuat apa dan memikirkan jalan keluar yang seperti apa. Ia ingin berteriak, memaki tapi tidak bisa ia lakukan.
Berkonsentrasi. Berkonsentrasi pada jalanan malam yang lengang sajalah yang bisa ia lakukan saat ini. Jalanan yang dilaluinya terasa sangat panjang dan menyesakkan bagi Changmin malam ini. Jalanan yang telah kehilangan sebagian besar kebisingan dan kesibukannya, dan ketenangan itu justru serasa makin menghimpitnya.
Ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, tepat di samping pagar dinding tinggi sebuah rumah.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ia sadar, ini bukan waktu yang tepat untuk bertamu. Apa lagi jika melihat waktu yang ditunjukan oleh jam di pergelangan tangannya kemungkinan besar penghuni rumah yang didatanginya telah tidur lelap, tetapi ia juga tidak tahu harus ke mana lagi. Ia berdiri mematung di depan bel yang terpasang di pintu pagar, berkali-kali ia harus menarik tangannya dari bel. Ia ragu. Ia mengepalkan tinjunya.
BUGH!!!
Changmin meninju dinding pagar sekeras mungkin, hingga tangannya berubah merah lalu ia jatuh terduduk, meremas rambut hitamnya kasar.