Nine

3.8K 337 208
                                        

Demi menanggapi keluhan Yoochun, dan mengingat kalau Yoochun telah mengantikannya mengatasi Nara, pimpinan divisi narkotika, Jaejoong membebaskan Yoochun untuk keluar mengambil makan siang lebih awal.

Sementara ia tinggal di markas untuk mengevaluasi berkas dan laporan lebih lanjut. Jaejoong memasukkan cakram berisi data dan laporan tertulis ia letakkan di sampingnya dengan kondisi terbuka dari halaman paling pertama, untuk dicocokkan.

Satu-satunya penghubung dan kemungkinan sumber informasi tentang 'butterfly' terdapat pada data rahasia informan, orang yang sama dengan yang melaporkan peredaran 'butterfly' di Mokpo. Fakta bahwa 'butterfly' masih beredar dengan sejumlah pengembangan, besar kemungkinan orang yang terlibat dalam peredaran di Mokpo tidak semuanya tertangkap.

Kembali menyelidiki Red Club, sudah masuk menjadi daftar teratas agendanya untuk memulai penyelidikan. Tempat awal di mana ia menemukan obat itu beredar, menemui teman penarinya di sana.

Menelisik lebih jauh tentang sistem keamanan dan rekaman CCTV dari kedua tempat kejadian, tempat awal semuanya bermula, menjadi hal kedua yang dipikirkannya. Ia sudah merancang semuanya yang harus ia lakukan di dalam kepala dan mungkin ia akan mengunjungi tempat tak terduga dengan berkembangannya fakta baru di tengah jalan nanti. Ia mengeser agenda penyelidikannya ke samping, agenda sudah dibuat dan sekarang saat ia berpikir cara membuka jalan penyelidikan.

Insting polisi Jaejoong bekerja, obat yang sudah dikembangkan dan korban yang berjatuhan memungkinkan kalau mereka termasuk korban dari uji coba obat terlarang, meski tidak menutup kemungkinan ada motif pribadi terhadap kedua korban. Ia harus mengumpulkan sebanyak mungkin benang merah diantara kedua kasus, meski rumit. Jaejoong bermaksud bergerak cepat memgumpulkan bukti, mengamankannya sebelum ia bisa berpindah ke tahap selanjutnya.

Layar komputer Jaejoong menampilkan data pribadi dari korban pertama, di belakangnya data korban ke dua dan folder ketiga berisi ringkasan laporan penangkapan bandar di Mokpo.

Ia membalikkan kertas laporan di mejanya.

"Di mana? Di mana data informannya?" Gumamnya.

Ia tidak percaya dara diri dari informan tidak tercantum sama sekali di berkas laporan yang ia terima, tidak juga di dalam cakram dari pihak divisi narkotika.

Ia menjambak rambutnya kesal.

"Sial!!"

Jaejoong meraup wajahnya kasar.

"Sudah ku duga rubah betina itu tidak akan memberikan semua informasi yang ia punya."

"Hati-hati dengan ucapanmu Letnan Kim"

Suara cempreng dan dingin itu mengagetkan Jaejoong, Nara sudah berada di ambang pintu ruangan Jaejoong, menatap tajam Jaejooong dengan mata ikan matinya
.

"Hahaha. Aku sedang berbicara sendiri. Ada apa?" Tanya Jaejoong berkilah.

"Aku hanya ingin memberikan ini. Ini hasil interogasi ulang dari semua tersangka kasus peredaran narkotika." Katanya meletakkannya di meja Jaejoong.

Jaejoong mengambilnya dan langsung membacanya tanpa menunggu lama.

"Baik sekali kau mau mengantarkan ini sendiri." Sahut Jaejoong, ia membaca secara cepat daftar nama-nama tersangka.

"Aku lebih suka melakukannya sendiri."

Nara mengamati penampilan Jaejoong.

"Dan mempertanyakan alasan sebenarnya dari keterlambatanmu."

Jaejoong meletakkan berkas dari Nara di meja, tangannya terpaut di atasnya.

"Apa maksudnya?" Tanya Jaejoong datar.

Shadow (Yunjae / END )Where stories live. Discover now