Twenty Seven

1.7K 325 68
                                        

Bahkan sebelum Jaejoong mengambil keputusan untuk melanjutkan kasus, jauh sebelumnya ia sudah tahu cepat atau lambat ia harus menghadapi kenyataan. Tetapi meski begitu ternyata saat waktunya tiba ia tetap goyah. Bahkan terbesit keinginan egois di hatinya untuk mundur dan membantu Yunho, kekasihnya, untuk melarikan diri. Namun jiwa polisi yang sudah tertanam di dalam dirinya menolak untuk melakukan hal yang melanggar prinsip yang semestinya.

Dalam perjalanan ke kantor Yunho, Jaejoong duduk di kursi belakang, berpikir, mencari jalan keluar untuk setidaknya mengurangi masa hukuman Yunho dengan membuktikan kalau Yunho memiliki kepribadian ganda. Ia bisa masuk ke kantor Yunho dan berbicara empat mata dengannya, menjelaskan detailnya agar Yunho mau menyerah dan mendapatkan pemeriksaan medis, membuktikan keberadaan Haneul, alter ego nya. Dengan begitu Yunho akan mendapatkan sedikit keringanan.

Keputusan terbaik yang bisa ia pikirkan saat ini.

Jaejoong melihat jalanan yang ramai. Bayang-bayang kendaraan lain silih berganti mereka lewati dengan cepat. Kedua anak buah Jaejoong yang berada di kursi depan, tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tidak berupa candaan atau sekedar obrolan ringan basa-basi yang membosankan, melihat raut wajah Jaejoong yang dingin dan sedih di kursi belakang.

Ia bisa meminta bantuan Changmin untuk bersaksi untuk Yunho dan meminta Boa untuk memeriksa Yunho lagi atau membeberkan kalau Yunho adalah salah satu pasien yang datang padanya, sehingga akan mempermudah Yunho mendapatkan keringanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ia bisa meminta bantuan Changmin untuk bersaksi untuk Yunho dan meminta Boa untuk memeriksa Yunho lagi atau membeberkan kalau Yunho adalah salah satu pasien yang datang padanya, sehingga akan mempermudah Yunho mendapatkan keringanan. Sedikit. Jaejoong mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, mengusir lelah dan beban yang memberatkan pikirannya. Lalu memeriksa senjatanya sambil berdoa dalam hati semoga ia tidak harus menggunakannya.

Mendadak ia merasakan tubuhnya menggigil. Firasat buruk, pikirnya. Ia memandang ke luar lagi.

Ini bukan indra keenam. Menurutnya ini adalah intuisi, intuisinya sebagai polisi meski ia merasa kata-kata itu terlalu berlebihan. Maka ia akan lebih memilih menyebutnya sebagai firasat. Kombinasi antara naluri, pengalaman dan pengetahuan yang tidak ingin ia jabarkan. Jaejoong tahu, Haneul bukan hal yang mudah untuk dimengerti, dikendalikan dan ditaklukan.

Ia hanya bertemu dengan Haneul sekali tetapi ia bisa merasakan kalau Haneul adalah ancaman besar. Bahaya. Lambang dari kekejian mutlak.

***

"Ugh..."

Kening Changmin berkerut-kerut ketika ia mencoba membuka mata. Kepalanya terasa berat dan nyeri di bagian belakangnya. Ia merasakan nyeri dan dengungan di telinga. Mata bambinya menyipit tatkala cahaya dari lampu yang menjadi sumber penerangan ruangan itu menyerang pupil matanya.

"Di mana aku?" Gumamnya.

Ia mendongakkan kepalanya ketika ia tidak bisa menggerakan kedua tangannya. Tangannya diikat ke atas, di gantungkan pada sebuah kerangka besi dari bangunan yang mirip sebuah gudang atau bangunan setengah jadi.

Shadow (Yunjae / END )Where stories live. Discover now