Thirteen

2.4K 330 179
                                    

Hanya butuh duapuluh menit untuk Yunho sampai ke kedai minum tempat Jaejoong berada dan menemukan kekasihnya itu meletakkan kepalanya di atas meja sambil memegangi botol soju kosong di tangan. Di sampingnya seorang pria dengan wajah bulat manis, terlihat sangat khawatir berbanding terbalik dengan pria yang duduk di hadapan keduanya dengan segelas soju.

"Bukankah polisi diharuskan selalu waspada?"

"Ada kalanya polisi juga butuh istirahat, menenangkan pikiran. Polisi juga manusia,bung." Jawab Yoochun, menoleh pada Yunho, sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan Yunho.

"Ah, aku melupakan bagian itu dan-," Yunho mengalihkan perhatiannya ppada Junsu. "Aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Polisi?"

"Bukan. Dia kekasihku." Sela Yoochun cepat.

Yunho mengangguk paham dan mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Junsu. Junsu bangkit dari kursi dan meraih tangan Yunho.

"Kim Junsu, jurnalis." Jawabnya.

"Jung Yunho. Kau pasti sudah tahu kan? Namaku dan perusahaanku sering masuk ke koran dan televisi."

Pundak Yunho seolah naik, bangga dengan  dirinya sendiri. Jabatan tangan mereka tak berlangsung lama, beberapa detik dan harus terpisah ketika Yoochun mengakhiri jabatan tangan mereka.

"Sudah kubilang dia milikku dan yah aku tidak suka milikku diusik."

"Tandai apa yang jadi milikmu, bagus juga." Sahut Yunho santai.

Junsu hanya bisa melongo saat ia melihat wajah Yoochun menampilkan ekpresi tidak bersahabat kepada Yunho. Dari pengamatannya, ia yakin kalau terjadi sesuatu diantara mereka. Yoochun bukan tipe yang akan bermusuhan tanpa sebab padahal sebelum Yunho datang, Yoochun sama sekali tidak terganggu bahkan ketika pria itu menelfon ke ponsel Jaejoong.

"Karena kau sudah datang, jadi urus permasalahan kalian."

Yoochun maju satu langkah mendekat pada Yunho.

"Aku tidak punya urusan dengan hubunganmu dengan Nara dan sesungguhnya aku tidak peduli. Tetapi aku tidak akan tinggal diam kalau kau mempermainkan rekanku. Camkan itu." Katanya berbisik.

"Hari ini sepertinya bukan hari baikku. Aku mendapatkan banyak sekali ancaman."

Ia menoleh pada Junsu. "Ayo kita pulang. Aku sudah lelah."

"T-tapi Jae.."

"Tenang. Aku bisa mengurusnya. Dia akan selamat sampai di rumahnya." Jawab Yunho dengan senyuman.

"Sampai jumpa."

Sampai akhir Yunho tetap memasang wajah tenang di hadapan Yoochun dan Junsu hingga bayangan keduanya menghilang di balik pintu kedai yang tertutup disertai dengan seruan dari pemilik kedai yang menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan mereka. Ia tahu kalau saat ini, ia sedang menipu dirinya sendiri dengan tidak menampakkan keterkejutannya ketika Yoochun menyebut nama Nara. Ia sama sekali tidak tahu bagaimana Yoochun tahu tentangnya dengan Nara, sebanyak apa yang ia tahu. Yang bisa ia pahami hanya satu hal, terjadi sesuatu ketika ia kehilangan kesadarannya, seperti yang sudah-sudah.

Ia mengalihkan pandangannya pada Jaejoong, pria cantik itu tetap terlihat cantik dalam kondisi mabuk parah. Semburat merah di wajahnya karena pengaruh alkohol semakin menambah kecantikan di kulit pucatnya, matanya terpejam rapat tetapi bibirnya bergerak-gerak kecil berceracau tidak jelas diluar kendali dirinya.

Yunho tersentak ketika ia melihat butiran kristal bening meluncur turun dari sela-sela bulu mata lentik pria itu. Seketika ia mendengar suara pecahan kaca di dalam dirinya.

Shadow (Yunjae / END )Where stories live. Discover now